Page 442 - 1st Sound Allah adzim Pusara Lebu Raya Anak
P. 442
menghitungnya lagi dan menyimpan catatan
lampirannya dalam buku harian tanpa peduli
pada pengecheckan.
Obrolan ngalur ngidul Kai Campa, Kai
Kurni, H. Dubau, Gulu Durahman, Midri dan
Mbran hingga larut malam, satu keakraban yang
mereka rasakan serta kehangatan kekeluarga’an.
“Tadi malam orang yang menyewa
Rumah Kuin ada nitip uang sewanya”, Suara Leila
istri Ihai tersengal-sengal berlari kecil karna
hujan gerimis di Subuh hari itu.
“Ini uangnya”,
lanjut
Leila
sambil
meletakkannya di Sajadah Mbran yang lagi
berzikir membaca wiridan sholat subuh.
“Surat perpanjangan sewanya, pesan
yang nyewa nanti saja kapan2 diambil”,
tambahnya sambil berlalu jalan ke dapur
menemui Mahajinya Baebyh.
Leila dan Ihai suaminya diizinkan Mbran
sukarela membuka warung kelontongan di
depan Rumah Adat Banjar Kuin milik Mbran yang