Page 12 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 12
SEJARAH PERUNDANGAN ISLAM
Perundangan Islam sebagai hukum yang hidup dan berkembang di dunia hari ini digambarkan oleh Imran Ahsan Khan Nyazee seperti sebuah pohon yang berakar kuat, berpohon besar, berdahan dan beranting banyak, berdaun dan berbuah.1 Akarnya berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Batangnya dikembangkan melalui perumusan para fuqahāʼ sepanjang zaman. Daun dan buahnya dikembangkan oleh negara melalui produk perundangan-perundangan modern dan yurisprudensi peradilan (Taqnīn Syarʻī). Menurut Nyazee, daun yang menjadi tugas negara dapat dirapuhkan dan ranting-ranting kecil serta tumbuhan parasit yang merusak pohon secara umum dapat dipotong, tetapi batang dan akarnya tidak boleh dibongkar karena tindakan seperti ini akan membongkar akar dan batang perundangan Islam sebagai hukum yang berasal dari wahyu. Dengan demikian, pembaharuan perundangan Islam sepanjang masa harus memperhatikan teori ini.
Sepanjang sejarah, perundangan Islam selalu dapat membuat ramalan perubahan global, bahkan ikut menjadi agen perubahan dunia. Pengaruh perundangan Islam terhadap sistem hukum dunia, antara lain masuk ke dalam sistem Civil Law melalui Kode Napoleon yang menyerap Mazhab Imām Mālik dan ke dalam sistem Common Law melalui Sisilia, Italia. Sementara itu, pada waktu ini sistem hukum ekonomi Islam non-ribawī, di samping menjadi alternatif di negara-negara muslim, juga mulai mendapat perhatian dunia Barat.
Keunggulan perundangan Islam tersebut juga mendapat pengakuan dari perguruan tinggi tertua di Amerika Serikat, yaitu Universitas Harvard, dengan mengukirkan petikan ayat Al-Qur’an, Surah al-Nisā’ ayat 135, di gerbang masuk Fakultas Hukum, yang mendampingi sejumlah kutipan pemikiran filosof. Di dinding paling atas tertulis kutipan filosof Augustine of Hippo, ‘An unjust law is no law at all’. Baru setelahnya isi ayat Al-Qur’an di mana tertulis keterangan Al-Qur’an Surah al-Nisā’ ayat 135, yang berbicara
1 Imran Ahsan Khan Nyazee, Theories of Islamic Law: The Methodology of Ijtihad, Kuala Lumpur: The Other Press, 2002, hlm. 52-55.
xii