Page 184 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 184

SEJARAH PERUNDANGAN ISLAM
8 Berorientasi Kepada Kemaslahatan (Dīn al-Mashāliḥ)
Perundangan Islam tidak bisa lepas dari konsep tentang maqāshid al-syarīʻah yaitu tujuan dan maksud dari adanya sebuah syariah. Konsep ini berfungsi untuk menjaga kemaslahatan bagi manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Maqasid al-syari’ah tersebut diwujudkan dalam lima perkara agung, yaitu menjaga agama (hifdz al-din), jiwa (hifdz al-nafs), akal (hifdz al-aql), keturunan (hifdz al- nasl) dan harta (hifdz al-mal).
9 Bersifat Terperinci dan Jelas (Dīn al-Wudhūh)
Perundangan Islam bersifat “al-wudhūh” atau jelas. Jelas dalam arti semua yang terkandung di dalam ajaran Islam mudah dipahami dan tidak mengandung sedikit pun keraguan dan kerancuan di dalamnya.79
Allah SWT berfirman: يزيمينيىييئجئح
“Alif, lām, rā. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang nyata (dari Allah).” (QS. Yūsuf/12: 1)
Menurut Ibn Katsīr ayat di atas secara tegas menjelaskan bahwa Al-Qur’an datang di tengah-tengah manusia dengan membawa ajaran yang amat jelas dan terang (al-wādhiḥ al-jalī), membelah
79 ʻAbd al-ʻAzīz ibn Muḥammad al-ʻAwīd, Al-Islām al-Dīn al-Azhīm, hlm. 17. 168


























































































   182   183   184   185   186