Page 26 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 26
12
sejarah tamadun islam 2
Ilmu dalam pandangan Islam mempunyai peranan yang sangat besar, dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Islam sangat memuji orang yang tekun mencari pengetahuan, menjadikan mereka wali dan sahabat Allah, serta menempatkan nilai tintanya di atas nilai darah syuhada.2
Ilmu melahirkan budaya yang unik sekaligus daya benah (potensi untuk memperbaiki dan mengatasi permasalahan) yang efektif. Ilmu merupakan unsur utama yang telah memberikan peradaban Muslim bentuk dan coraknya yang khas. Bahkan, tidak ada konsep yang telah berjalan sebagai suatu penentu dari peradaban Muslim dalam segala seginya sebagaimana ilmu.3
Demi menguraikan keutamaan ilmu, Imam al-Bukhārī raḥimahullāh membuat satu bab khusus dalam Kitab Shahihnya dengan judul Al-‘Ilm Qabla al-Qauli wa al-‘Amal, yang inti pembahasannya bahwa ilmu itu asas dari segala sesuatu, baik yang sifatnya perkataan maupun perbuatan. Tanpa ilmu segala sesuatu itu tiada membawa arti. Imam al-Bukhārī raḥimahullāh kemudian mengutip firman Allah SWT yang artinya, “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sembahan -yang benar- selain Allah. (QS. Muḥammad/47: 19).” Lalu beliau berkata, “Allah memulai firman-Nya tersebut dengan ilmu, kemudian mengiringinya dengan perintah untuk mentauhidkan-Nya, itu artinya ilmu adalah asas tauhid, dan tauhid adalah asas dari segala sesuatu.4
Demikian juga Imam Ibn Ruslān al-Syāfi‘ī dalam Al-Zubad, secara tegas membuat satu kaidah yang amat penting dalam dunia ilmu, bahwa setiap orang yang beramal tanpa ilmu, amalnya adalah tertolak, demikian
2 Isma’il R. Al-Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi, Atlas Budaya Islam Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, Bandung: Mizan, 2003, hlm. 262.
3 Lihat Franz Rosenthal, Knowledge Triumphant, edisi baru, Leiden: E.J. Brill, 2007, hlm. 2 dan hlm. 340-1.
4 Shaḥīḥ al-Bukhārī, jil. 1, hlm. 38.