Page 93 - Buku Paket Kelas 11 Agama Khonghucu
P. 93
Beliau khawatir bahwa prinsip-prinsipnya yang penting itu tidak akan tersampaikan kepada generasi yang mendatang. Li, anak laki-laki satu-satunya juga meninggal dunia. Nabi Kongzi menghabiskan tahun- tahun terakhir hidupnya untuk membaca, menyunting dan menulis berbagai komentar karya-karya klasik Tiongkok serta berbagai karya yang berasal dari zaman peralihan Tiongkok.
Karya-karya klasik Tiongkok terentang mulai dari Shi Jing (yang berisi puisi-puisi yang dikenal juga sebagai Book of Poetry) yang menjadi satu dengan berbagai materi legendaris tentang kehidupan Tiongkok pada zaman dahulu kala hingga kitab Yijing (Buku tentang perubahan dan kejadian dunia).
Sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 3.9 Menyelesaikan penyusunan kitab-kitab.
Pada tahun 479 SM., pada usia 72 tahun, Nabi Kongzi mangkat. Para murid telah memberikan perawatan ketika sang Guru sakit. Kata-kata yang terakhir yang direkam oleh muridnya Zigong, adalah: “Gunung Tai runtuhlah, balok-balok patah. Kini selesailah riwayat sang Budiman”.
Nabi Kongzi dimakamkan oleh murid-muridnya di kota Qu Fu, di dekat sungai Si Shui. Bangunan di tempat tersebut dan lingkungan yang ada di sekitarnya, diperlakukan sebagai tempat suci. Selama lebih dari 2.000 tahun, tempat ini tak ada habisnya dikunjungi oleh para peziarah.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti 87