Page 101 - Buku Paket Kelas 7 Pendidikan Agama HIndu dan Budi Pekerti
P. 101
d. Ekakrta, seperti perilaku orang tua, yaitu keyakinan yang kuat pada Hyang Widhi, mempunyai tujuan yang suci dan mulia.
e. Nirudha adalah perilaku orang-orang suci, penuh pengertian, bijaksana. Segala pemikiran perkataan dan perbuataannya terkendali oleh ajaran- ajaran agama yang kuat, serta mengabdi pada kepentingan umat manusia.
Setelah melalui proses belajar dan pembelajaran dalam filosofi Veda,
manusia akan dapat membuat perubahan kualitas kehidupan yang nyata, dan juga meluasnya lingkaran pengaruh individu kepada lingkungannya.
Dikaitkan dengan prinsip-prinsip Sanatana Dharma, maka kualitas kehidupan manusia dari zaman ke zaman akan semakin membaik seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Yajña adalah persembahan atau korban suci yang dilakukan dengan hati tulus ikhlas dengan tidak mengharapkan imbalan. Dilihat dari waktu pelaksanaan, yajña dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Nitya Karma yaitu yajña yang dilaksanakan setiap hari.
2. Naimitika Karma yaitu yajña yang dilaksanakan pada waktu-waktu
tertentu.
Pelaksanaan yajña yang berkaitan dengan Tri Rna dikelompokkan
menjadi 5 yang disebut dengan Panca yajña yang terdiri dari:
a. Dewa yajña yaitu persembahan atau korban suci ke hadapan Sang
Hyang Widhi dengan segala manifestasi-Nya yang dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas.
Contoh pelaksanaan Dewa yajña secara Nitya Karma:
1) sembahyang Tri Sandhya.
2) melaksanakan yajña sesa.
3) berdoa dll.
Contoh pelaksanaan Dewa yajña secara Naimitika Karma:
1) Mendirikan tempat suci.
2) Melaksanakan puja wali (odalan).
3) Merayakan hari raya keagamaan.
b. Pitra yajna yaitu korban suci yang dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas ditujukan kepada para leluhur.
Ada tiga hutang kita kepada orang tua (leluhur) seperti:
1) kita berhutang badan yang disebut dengan istilah Sarirakrit.
2) kita berhutang budi yang disebut dengan istilah Anadatha.
3) kita berhutang jiwa yang disebut dengan istilah Pranadatha
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
95