Page 79 - Buku Paket Kelas 7 Pendidikan Agama HIndu dan Budi Pekerti
P. 79
kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membimbing dan menuntun seseorang. Jika tadi kata pemimpin mempunyai padanan kata dalam Bahasa Inggris, leader, maka kepemimpinan juga mempunyai padanan kata dalam Bahasa Inggris yaitu leadership. Kata ini berasal dari kata dasar “lead” yang dalam Oxford Leaner’s Pocket Dictionary (Manser, et all.,1995 : 236) diartikan sebagai “show the way, especially by going in front.” Sementara itu kata “leadership” diartikannya sebagai “qualities of a leader.”
Secara umum, kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untuk mengoordinir dan mengerahkan orang-orang serta golongan-golongan untuk tujuan yang diinginkan (Tim Penyusun, 2004:78). Menurut William H.Newman (1968) kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Bahasan mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Menyimak pengertian di atas maka terkait dengan kepemimpinan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kepemimpinan selalu melibatkan orang lain sebagai pengikut. Kedua, dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuatan yang tidak seimbang antara pemimpin dan yang dipimpin. Ketiga, kepemimpinan merupakan kemampuan menggunakan bentuk-bentuk kekuatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Keempat, kepemimpinan adalah suatu nilai (values), suatu proses kejiwaan yang sulit diukur.
Kepemimpinan adalah proses memimpin, memanage, mengatur, menggerakkan dan menjalankan suatu organisasi, lembaga, birokrasi, dan sebagainya. Kepemimpinan juga bermakna suatu values atau nilai yang sulit diukur karena berhubungan dengan proses kejiwaan, hal ini berhubungan dengan kepemimpinan sebagai kewibawaan. Dalam kepemimpinan selalu ada pembagian kekuatan yang tidak seimbang antara pemimpin dengan yang dipimpin. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki sesuatu yang lebih daripada yang dipimpin. Pemimpin adalah teladan, panutan, dan orang yang pantas dicontoh oleh anggotanya. Hindu mengajarkan dalam Kautilya Arthasastra tentang tujuan proses kepemimpinan sebagai berikut. “Apa yang membuat Raja senang bukanlah kesejahteraan, tetapi yang membuat rakyat sejahtera itulah kesenangan seorang Raja.” Implikasi dari pernyataan ini bahwa tujuan dan makna kesuksesan sebuah proses kepemimpinan adalah apabila tercipta kesejahteraan bagi seluruh anggota organisasi, bahkan lebih luas adalah kebahagiaan dunia.
Sejarah kepemimpinan Hindu selalu menampilkan sosok seorang pemimpin sebagai keturunan dari Dewa. Hal ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin selayaknya memiliki sifat-sifat kedewataan. Sifat-sifat kedewataan adalah menerangi (dev: sinar), melindungi (bhatara: pelindung), pemelihara (visnu: pemelihara).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
73