Page 99 - Buku Paket Kelas 6 Agama Katolik
P. 99
Rohman bagi kaum muslim, serta membangun gedung Tjandradimuka, yang kemudian menjadi kantor koperasi serta menjadi kapel tempat merayakan liturgi. Kapel secara resmi difungsikan sebagai gedung gereja pada tahun 1984.
Seiring perkembangan zaman, gedung gereja Santo Carolus Borromeus Sukamulya yang dibangun pada tahun 1984, mulai mengalami kerusakan pada beberapa bagian bangunan. Melalui rapat Dewan Stasi pada tahun 2003, umat sepakat untuk melakukan rehab dan pembangunan seperlunya. Panitia pembangunan gedung gereja yang diketuai Bapak Ir. Wawan Hermawan, M.M. merancang bentuk bangunan serta mulai menempuh prosedur yang diperlukan bagi pembangunan gedung gereja. Setelah mendapat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan nomor 645.8/KPTS.294/ DPU, tertanggal 3 September 2003, panitia mencoba merencanakan langkah-langkah, sementara umat bahu membahu mulai menghimpun dana sesuai dengan kesanggupan tiap keluarga.
Sumber: Buletin Cakra, Catatan Kristus Raja Cigugur
Gambar 3.5 Gereja St. Carolus Borromeus Sukamulya
Hari Minggu 18 Januari 2007, panitia pembangunan gereja memulai kegiatan pembangunan. Dalam sambutannya Pastor YC. Abukasman, OSC menegaskan: “Bahwa yang utama dalam pembangunan ini bukan bangunan atau gedung gereja, melainkan membangun Gereja dalam arti komunitas umat Katolik. Dan pembangunan umat Katolik Sukamulya, tidak dapat dilepaskan dari pembangunan masyarakat Sukamulya. Maka, umat Katolik Sukamulya harus berperan aktif bersama masyarakat Sukamulya dalam membangun Sukamulya yang lebih baik.” Pada acara pembukaan itu pula, Bapak Drs. Ir. Durahman, M.M. selaku ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kelurahan Sukamulya memberikan gambaran agar kaum muslim Sukamulya menjaga proses pembangunan gereja di Sukamulya.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
93