Page 220 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
P. 220

          Kisah Abu Hurairah r.a.
Abu Hurairah merupakan sahabat Rasulullah saw. Ia seorang perawi hadis yang terkenal. Dilahirkan 19 tahun sebelum Hijrah. Namanya sebelum Islam adalah Abd Syams, sedangkan nama Islamnya adalah Abdur Rahman. Berasal dari kabilah ad-Dusi di Yaman. Gelar Abu Hurairah r.a. adalah karena kegemarannya bermain dengan anak kucing.
Diceritakan pada suatu masa ketika, Abu
Hurairah r.a. bertemu Rasullullah saw., dia
ditanyai apa yang ada dalam lengan bajunya.
Kemudian, dia menunjukkan seekor anak kucing yang ada dalam lengan bajunya. Lantas, dia dikenal dengan Abu Hurairah r.a. oleh Rasullullah saw. Semenjak itu, dia lebih suka dipanggil dengan Abu Hurairah r.a.
Abu Hurairah r.a. memeluk Islam pada tahun 7 Hijriah ketika Rasulullah saw. berangkat menuju ke Khaibar. Ketika itu, ibunya masih belum menerima Islam malah menghina Nabi. Abu Hurairah r.a. lalu bertemu Rasulullah saw. dan meminta Nabi berdoa agar ibunya masuk Islam. Akhirnya, ibunda Abu Hurairah r.a. memeluk Islam.
Abu Hurairah r.a. berpindah ke Madinah untuk mengadu nasib. Di sana, ia bekerja menjadi buruh kasar bagi siapa yang memerlukannya. Sering kali dia mengikatkan batu ke perutnya, karena menahan lapar yang amat sangat. Diceritakan bahwa dia pernah berbaring dekat mimbar masjid sehingga orang menyangka dia kurang waras. Saat Rasullullah saw. mendengar berita tersebut, Rasul menemui Abu Hurairah r.a. Beliau pun menjelaskan bahwa dia berbuat demikian karena lapar, lalu Rasullullah saw. pun segera memberinya makanan.
Abu Hurairah r.a. adalah sahabat yang sangat dekat dengan Nabi saw. Ia dikenal sebagai salah seorang ahli shuffah, yaitu orang-orang miskin atau sedang menuntut ilmu dan tinggal di masjid Nabi. Beliau begitu dekat dengan Nabi saw., sehingga Rasululah saw. selalu menyuruh Abu Hurairah r.a. untuk mengumpulkan ahli shuffah jika ada makanan yang hendak dibagikan.
Walaupun Abu Hurairah r.a. merupakan seorang yang pada mulanya, dia telah dipinang oleh salah seorang majikannya yang kaya raya untuk putrinya, Bisrah binti Gazwan. Rahmat Islamlah yang membuat Abu Hurairah r.a. dipandang mulia bukan karena harta dunia, tetapi karena kealiman dan kesalihannya.
Abu Hurairah r.a. membagi malamnya menjadi tiga bagian: untuk membaca al-Quran, untuk tidur dan keluarga, dan untuk mengulang-ulang hafalan hadis. Dia dan keluarganya tetap hidup sederhana walaupun telah
 Gambar 10.10. Abu Hurairah r.a. gemar bermain dengan anak kucing
   210 Kelas IX SMP/MTs
        





















































































   218   219   220   221   222