Page 258 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
P. 258

        Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M). Perayaan di Tabot atau Tabuik pertama kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syaikh Burhanuddin menikah dengan wanita Bengkulu, kemudian keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari tanggal 1 sampai 10 Muharram (berdasar kalendar Islam) setiap tahun.
Istilah tabot berasal dari kata Arab, “tabut”, yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti. Tidak ada catatan tertulis sejak kapan upacara Tabot mulai dikenal di Bengkulu. Namun, diduga kuat tradisi ini dibawa oleh para tukang yang membangun Benteng Marlborough (1718-1719) di Bengkulu. Para tukang bangunan tersebut, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Bengali di bagian selatan India.
c. Kupatan (Bakdo Kupat)
Di Pulau Jawa, bahkan sudah berkembang ke daerah-daerah lain, terdapat tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Biasanya, masyarakat berkumpul di suatu tempat seperti mushala dan masjid untuk mengadakan selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat (ketupat). Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman (longsong) dari janur kuning (daun kelapa yang masih muda). Sampai saat ini, ketupat menjadi maskot Hari Raya Idul Fitri.
Gambar 12.14. Ketupat merupakan makanan khas lebaran
Sumber: upload.wikimedia.org
Ketupat memang sebagai makanan khas lebaran. Makanan itu ternyata bukan sekadar sajian pada hari kemenangan, tetapi punya makna mendalam dalam tradisi Jawa. Oleh para Wali, tradisi membuat kupat itu dijadikan sebagai sarana untuk syiar agama. Oleh sebagian besar masyarakat, kupat juga menjadi singkatan atau di-jarwo dhosok-kan menjadi rangkaian kata yang sesuai dengan momennya yaitu Lebaran. Kupat adalah singkatan dari ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan menjadi simbol untuk saling memaafkan.
     248 Kelas IX SMP/MTs
        


























































































   256   257   258   259   260