Page 67 - Buku Paket Kelas 5 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
P. 67

        Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, di tengah kesederhanaan dan keterbatasannya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang terkoyak dengan kain yang berbeda warna. “Mhmmm... tapi masih cukup bagus...” gumannya senang.
Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa peduli dengan cuaca yang silih berganti. Di tengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.
“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting anak-anak miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Saya bahagia melakukan semua ini,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa peduli dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, hampir 20 tahun Bai Fang Li mengayuh becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapi dalam suatu kotak dan menyerahkannya ke sekolah Yao Hua.
Bai Fang Li berkata, “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan,” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis.
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan di sepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300 rupiah, setara 455 juta rupiah) yang dia berikan kepada yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.
Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan “Sebuah cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa.” Bai Fang Li menjadi teladan bagi kita untuk selalu bersyukur dan selalu berbagi kepada sesama. Jadilah saluran berkat-Nya.
Sumber: Cerita Rohani Kristen (http://www.smhkbpcjt.web.id/artikel/renungan/46-bai-fangli-tukang-becak-berhati-mulia)
  Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/31/bai-fang-li-ki- sah-pengayuh-becak-tua-berhati-mulia-489509.html
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Apa yang mendorong Bai Fang Li tidak berhenti melakukan kebaikan hingga akhir hayatnya?
2. Apa pendapatmu tentang Bai Fang Li?
3. Setelah membaca kisah nyata ini, apa artinya menjadi berkat bagi sesama?
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 61
         




















































































   65   66   67   68   69