Page 145 - Buku Paket Kelas 11 Agama Katolik
P. 145

        Memasuki rumah, setiap pasien disambut bagian administrasi. Mereka diwajibkan membayarkan biaya administrasi konsultasi sebesar Rp 100.000,00 yang diserahkan kepada dua orang wanita yang berada di ruang tamu. Setelah itu, barulah pasien bertemu dengan sang dokter. “Mana wanitanya? Kok hanya prianya saja,” tanya pria berusia 50 tahun, yang disebut-sebut sebagai dokter aborsi. Mengetahui kami hanya ingin berkonsultasi, dokter yang hanya mengenakan kemeja itu kemudian memberi penjelasan. Mulai dari tarif hingga prosedur aborsi. Menurut dokter tersebut, umur kandungan menentukan harga. Untuk kandungan di bawah tiga bulan, tarifnya dikenakan Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Sementara itu untuk usia kandungan di atas tiga bulan, tarifnya berkisar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Sebelum dilakukan pengaborsian, pasien akan diperiksa terlebih dahulu kandungannya dengan menggunakan USG. Dari hasil USG tersebut, dapat diketahui berapa umur kandungan tersebut.
Setelah itu, dokter juga memberitahu apa saja yang harus diperhatikan oleh pasien pasca aborsi. “Jika sudah diaborsi, nanti wanitanya jangan minum yang bersoda, beralkohol, jangan makan yang pedas-pedas dan berminyak. Dan jangan berhubungan intim dulu selama tiga minggu,” kata dokter tersebut.
“Tindakan aborsinya sebentar saja kok, paling 10 menit. Nanti kita berikan dua jenis obat untuk menghilangkan rasa sakit. Lalu pasien nanti selama tiga minggu harus istirahat total. Nanti kalau capek, takutnya akan terjadi pendarahan,” jelasnya. Setelah 30 menit berkonsultasi, Kompas.com kembali berbincang dengan Irwan. Dia menceritakan bahwa beberapa publik figur juga pernah memakai jasanya mengantarkan ke dokter aborsi.
“Biasanya kalau artis dibawa ke Jalan Kramat karena di sana tempatnya lebih bagus dan harganya pun jauh lebih mahal, bisa lebih dari Rp 8 juta,” kata Irwan. Di wilayah Jakarta Pusat, kata dia, terdapat tujuh lokasi tempat praktik aborsi ilegal, seperti di Salemba, Kramat, Pardede, Raden Saleh, dan Tanah Tinggi. Selain di wilayah Jakarta Pusat, praktik aborsi ini juga ada di wilayah Jakarta Timur, tepatnya di daerah Pondok Kopi. Sementara itu, Kapolresta Jakarta Pusat Komisaris Besar Agesta Ramona Yoyol menampik keberadaan praktik aborsi ilegal tersebut. Menurutnya, selama ini pihaknya tidak pernah menerima laporan keberadaan aborsi ilegal. “Tidak, tidak ada. Di mana itu tempatnya, biar kami tangkap pelakunya,” jawabnya saat dikonfirmasi, Rabu(3-4- 2013).
• Setelah membaca artikel tersebut, cobalah rumuskan beberapa pertanyaan untuk mendalami artikel berita tersebut, dengan memperhatikan beberapa hal, seperti- perasaan ketika mengetahui kasus tersebut, makna aborsi itu sendiri, sebab akibat aborsi, serta pendapat pribadi tentang aborsi.
   Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 139
     




























































































   143   144   145   146   147