Page 148 - Buku Paket Kelas 11 Agama Katolik
P. 148

        E. Bunuh Diri dan Euthanasia
Hidup manusia mempunyai nilai yang istimewa karena sifatnya yang pribadi. Bagi manusia, hidup (biologis) adalah ‘masa hidup’, dan tak ada sesuatu ‘yang dapat diberi- kan sebagai ganti nyawanya’ (lih. Mrk 8: 37). Dengan usaha dan rasa, dengan kerja dan kasih, orang mengisi masa hidupnya dan bersyukur kepada Tuhan bahwa ia ‘boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan’ (lih. Mzm. 56: 14).
Doa:
Bapa yang penuh kasih,
Bimbinglah kami dalam pelajaran ini agar memahami makna hidup yang Engkau berikan kepada kami dan berusaha menghargai kehidupan sesuai ajaran dan teladan Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, sang Juruselamat kami. Amin
1. Mengamati dan Mendalami Kasus Bunuh Diri dan Euthanasia
Simaklah artikel berikut ini
Bunuh Diri!!
“Kalau kamu menjauh dariku, aku akan bunuh diri.”
SMS itu dikirimkan seorang perempuan kepada kekasihnya. Ia ingin meneguhkan betapa berartinya sang kekasih bagi hidupnya. Ia rela kehilangan nyawa, ia rela bunuh diri demi sang kekasih. Cukupkah alasan itu untuk bunuh diri? Bisa cukup, bisa juga tidak. Yang jelas, tiap orang punya alasan tersendiri untuk mengakhiri hidupnya. Secara historis, bangsa ini tak punya budaya hara kiri seperti bangsa Jepang. Namun, pada kenyataannya, sebagaimana diberitakan oleh Rakyat Merdeka, 50 Ribu Orang Indonesia Bunuh Diri Tiap Tahun, (Rabu, 10/10/07:)
Angka bunuh diri di dunia makin meningkat setiap tahun seiring peningkatan jumlah gangguan jiwa. Di Indonesia, jumlah yang bunuh diri setiap tahun mencapai 50 ribu orang.
Dosen Kesehatan Mental Universitas Trisakti Ahmad Prayitno mengatakan, sebanyak 50 ribu orang Indonesia bunuh diri tiap tahunnya. Jumlah itu sama dengan jumlah penduduk yang meninggal akibat overdosis psikotropika dan zat terlarang.
Prayitno menjelaskan, Indonesia memiliki banyak faktor gangguan jiwa penyebab bunuh diri. Jumlah pengangguran yang mencapai 40 juta orang, kemiskinan, kesulitan ekonomi, mahalnya biaya hidup, penggusuran, lingkungan psikososial yang parah, kesenjangan yang begitu besar, pekerja migran dan pasien gangguan mental tidak tertangani secara optimal mudah memicu gangguan jiwa.
Menurut berita Kompas.com 5 Januari 2011, Lima Orang Diduga Bunuh Diri, Ketua Program Studi Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi
    142 Kelas XI
     



















































































   146   147   148   149   150