Page 53 - Buku Paket Kelas 9 Agama Kristen
P. 53

E. Gereja yang Bersaksi
Pernahkah kamu mendengar kata ”bersaksi”? Menurut kamu, apakah arti kata itu? Di gereja, seringkali ”kesaksian” diberikan dalam bentuk penceritaan kembali pengalaman seseorang yang menggambarkan bagaimana Tuhan telah bekerja di dalam hidupnya, menolongnya menghadapi suatu peristiwa yang berat. Misalnya, kesaksian dari seseorang yang baru saja sembuh dari sakit. Kesaksian seseorang yang kehilangan pekerjaan, namun kemudian berhasil mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dapat pula berupa kesaksian tentang seseorang yang baru saja menjadi Kristen.
Apa yang baru saja dibahas di atas tentang gereja dan pelayanannya tidak lain adalah kesaksian gereja tentang kasih Allah bagi dunia ini. Dalam istilah bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani, kesaksian diterjemahkan menjadi marturia. Dari kata ini kemudian dikenal istilah ”martir” atau ”syuhada”, yaitu orang yang mati syahid, meninggal karena imannya.
Dalam Kis. 6: 9–7: 60 kita menemukan kisah tentang kematian Stefanus sebagai martir. Sungguh menarik bila kita melihat bahwa kisah ini muncul langsung setelah kisah pengangkatan Stefanus sebagai diaken atau pelayan gereja untuk tugas-tugas sosialnya. Tampaknya ada kaitan yang sangat erat antara diakonia dengan marturia, antara pelayanan dan kesaksian. Mengapa demikian? Brian Stone, seorang teolog Amerika, mengatakan,
”Kesaksian kepada syalom Allah (yang kelak disebut orang Kristen sebagai ’penginjilan’) ... dilahirkan dari persilangan kenabian antara pengharapan dan ketidakpuasan, undangan dan konfrontasi, daya tarik dan subversi. Sungguh suatu kerugian besar bagi penginjilan di zaman kita, ketika kesaksian itu kehilangan jangkarnya dalam imajinasi sosial kenabian Yahudi ini dan di dalam visi penuh pengharapan yang sepenuhnya bersifat sosial, mengarah kepada dunia ini, yang historis, terarah kepada materi, dan merujuk kepada kedamaian.”
Dengan penjelasan di atas, Stone ingin menunjukkan bahwa pelayanan sosial yang dilakukan oleh gereja perdana tidak dapat dilepaskan dari visi kenabian di masa Perjanjian Lama tentang masyarakat yang adil yang Allah kehendaki. Itulah sebabnya para diaken melayani orang-orang miskin dan para janda yang terlupakan. Di satu pihak mereka memberikan pengharapan kepada banyak orang yang selama ini tertindas. Namun yang menjadi masalah ialah bahwa hal ini dapat dianggap mengganggu tatanan masyarakat yang sudah terbentuk selama ini. Pertama-tama, semakin banyak orang-orang yang bergabung dengan gereja perdana. Bukan hanya itu, di antara mereka yang ikut bergabung juga terdapat ”sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya” (Kis 6: 7). Hal ini tentu mencemaskan orang-orang Yahudi yang menolak Yesus.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
 45
  


























































































   51   52   53   54   55