Page 148 - Buku Paket Kelas 7 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
P. 148

         Karena terlanjur dianggap Pastor, Bapak Anton pun makin berpura- pura menjadi pastor. Ketika dari mereka bertanya: “Lho, pembicara satu lagi Pak Anton mana?” Maka Pastor gadungan itu menjawab dengan santai:”Ia tadi telpon ke saya terlambat datang. Nanti akan menyusul, dia masih dalam perjalanan” Beberapa guru lain sibuk membuatkan kopi dan mengajak duduk untuk bercakap-cakap dengan Pak Anton. Sementara Pastor Frans duduk sendiri tidak ada yang menemani.
Ketika pertemuan dimulai Bapak Anton meminta Pastor Frans untuk memulai acara sekaligus memperkenalkan diri. Pada saat itulah guru-guru itu terkejut. Ternyata yang mereka duga sopir itu adalah Pastor Frans. Seorang peserta lalu berbicara: “Mohon maaf, kami menyangka Pak Anton itu Pastor Frans, dan Pastor itu sopir. Sekali lagi mohon maaf”. Pastor Frans pun hanya tersenyum. Ia tidak marah sedikitpun. Hanya saja dalam hatinya ia merasa prihatin.
Sumber: Maman
Kejadian di atas merupakan satu saja dari sekian banyak kasus lainnya. Sekarang masuklah dalam kelompok untuk membagikan pengalaman, entah pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain, yang mirip dengan kisah di atas.
Cari contoh-contoh kasus yang menunjukkan perlakuan seseorang yang diskriminatif terhadap kesukuan, ras, agama, budaya, penampilan, jabatan, dan sebagainya. Kamu dapat mencarinya di koran, buku-buku perpustakaan atau internet.
Beri komentarmu atas kasus-kasus tersebut!
2. Yesus Mengajarkan Kasih tanpa Membedakan
Semasa hidup-Nya Yesus menghadapi situasi manusia yang secara sosial memprihatinkan. Dalam masyarakat Yahudi pada saat itu, ada berbagai macam pandangan yang mengkotak-kotakkan manusia yang satu dengan yang lain. Ada orang yang mengganggap dirinya suci, ada yang dianggap kelompok pendosa. Kelompok orang suci tidak boleh bergaul atau mendekati orang berdosa jika ia tidak mau ketularan dosa. Ada kelompok orang yang menggangap dirinya paling baik dan benar di hadapan Allah, ada yang dianggap kafir dan tidak layak disebut anak Allah, dan sebagainya. Yesus berjuang menghancurkan sekat-sekat itu sebagaimana tampak dalam kisah Orang Samaria yang baik hati.
Bacalah dan renungkan kutipan Injil: Lukas 10: 25-37 berikut ini:
  Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 141
        
























































































   146   147   148   149   150