Page 115 - Buku Paket Kelas 3 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
P. 115

                        Membaca Cerita
Terjadinya Bulan Terang (Purnama) dan Bulan Mati (Tilem)
Daksa adalah anak dari Deva Brahmā. Beliau mempunyai putri sebanyak dua puluh tujuh. Putri-putrinya dinikahkan dengan Candra. Rohini adalah istri Candra yang paling cantik dan sangat disayangi oleh Deva Candra. Karena cintanya kepada Rohini, Deva Candra menjadi pilih kasih dengan istri-istrinya yang lain. Istri-istri Deva Candra yang lain mengeluh pada ayahnya, Sang Daksa. Daksa menjadi marah dan mengutuk Deva Candra,” Hai Candra! Karena engkau tidak bisa adil dengan semua istri-istrimu, aku akan mengutukmu! Engkau akan merasakan sakit yang tidak dapat disembuhkan.”
Oleh karena kutukan tersebut, dari hari ke hari kekuatan dan cahaya Deva Candra berkurang. Akhirnya, Deva Candra meminta perlindungan kepada Deva Śiva. ”Oh, Deva Śiva, aku datang ke hadapan-Mu untuk memohon perlindungan atas kutukan yang telah Sang Daksa berikan.” Deva Śiva yang penuh kasih melegakan hati Candra yang sedang sakit dan menaruh Candra di kepala-Nya. Dengan berada di kepala Deva Śiva, Candra/Bulan menjadi kekal dan bebas dari segala bahaya.
Para putri Sang Daksa pun merasa kehilangan suaminya, dan meminta ayahnya untuk mengembalikan Candra. Daksa lalu pergi menghadap Deva Śiva. Dewa Siva berkata, “Anda boleh bakar saya jadi abu, tetapi saya tidak dapat mengembalikan Candra yang telah berlindung kepadaku.” Mendengar kata-kata Deva Śiva yang demikian, Daksa sangat marah, kemudian muncullah Sri Kŗṣņa untuk meredakan amarah Daksa dan membujuk Deva Śiva untuk mengembalikan Candra.
  Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 107
         




























































































   113   114   115   116   117