Page 154 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi pekerti
P. 154

        Kek, kakek dan seluruh keluarga besar setiap hari sibuk, dari pagi sampai sore menggali lereng gunung, sebenarnya, apa maksud dan tujuan kakek?” Si kakek tua menghentikan kerjanya dan menjawab. “Kami menggali untuk memindahkan gunung ini, Nak”, katanya mantap. “Memindahkan gunung? Mana mungkin, Kek?” si pemuda tidak percaya. “Gunung sebesar itu mau dipindahkan...Kakek kan sudah tua. Saya yakin, sebelum gunung bisa dipindahkan, kakek pasti sudah meninggal lebih dulu. Dengan begitu bukankah kakek mengerjakan sesuatu yang sia-sia belaka,” kata si pemuda. Si kakek menjawab dengan lantang, “Kakek memang sudah tua. Bila kakek meninggal, ada anak-anak yang meneruskan, ada cucu-cucu yang akan menggantikan, begitu seterusnya...Selama kami punya tekad, mau bekerja keras, penuh kesungguhan hati dan konsisten, kakek yakin suatu hari kelak, gunung ini pasti bisa dipindahkan. Dan jalan kehidupan kita semua akan lebih mudah!”
Tekad yang begitu kuat, menggoyahkan hati masyarakat sekitar desa, mereka pun berbondong-bondong bergantian, dengan peralatan yang seadanya, bahu-membahu mulai bersama-sama ikut bekerja menggali lereng gunung itu.
Singkat cerita, tekad kakek lugu yang luar biasa ditambah dengan semangat gotong royong seluruh masyarakat di desa itu ternyata mampu menggoyahkan hati para dewa di khayangan. Para dewa pun tergerak hatinya dan sepakat membantu sang kakek untuk memindahkan gunung itu. Dan “Haaaap...” tangan para dewa sibuk melambai bekerja sama, dalam sekejap terjadilah keajaiban, gunung pun berpindah tempat, jalan terbentang luas menuju ke mana pun masyarakat desa itu hendak pergi. Kisah legenda ini pun terkenal dengan sebutan Yu Gong Yi Shan, si kakek bodoh memindahkan gunung.
  148 | Kelas VIII SMP
        






























































































   152   153   154   155   156