Page 43 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi pekerti
P. 43

       Hikmah Cerita
Kambing yang Belajar Mengaum
Ada seekor kambing muda yang baru pertama kali mendengar suara auman seekor singa, menanyakan kepada induknya, suara apakah gerangan? Mengapa demikian kuat dan berwibawa sehingga dalam jarak sejauh ini masih menggetarkan serta membuat ciut nyaliku? Sang ibu menjawab singkat, itu adalah auman singa si raja hutan.
Sejak saat itu, si kambing muda tak bisa lagi melepaskan pikirannya dari kejadian tersebut, hal itu selalu mengganggu pikirannya, mengapa suaraku tidak seperti auman singa yang begitu gagah? Mengapa aku hanya dapat mengembik? Aku tentu akan gagah berwibawa dihormati layaknya raja hutan. Sejak itu si kambing mulai memutuskan untuk belajar mengaum seperti seekor singa, tiap hari bahkan tiap saat kambing muda tersebut belajar mengaum seperti yang diinginkannya. Saking giatnya berlatih tanpa mengenal waktu dan lelah, tanpa disadari suara kambing muda itu habis, serak/parau. Tidak menyadari suara paraunya menjadi demikian, sebaliknya semakin menggebu-gebu berlatih, dia berlatih, dia pikir suara paraunya itu sudah mendekati suara singa hanya saja lebih lemah, kurang tenaga. Untuk itu kambing muda justru makin semangat melakukan latihannya, hingga akhirnya ia tidak bisa bersuara lagi, yang lebih membuat syok, setelah berangsur- angsur pulih kembali yang keluar ialah tetap saja suara mengembik bukan auman
singa seperti yang diharapkan.
Pelajaran yang dapat kita ambil:
Setiap insan memiliki kemampuan masing-masing. Tiap kedudukan atau fungsi seseorang ada ciri tersendiri/khas, yang tidak layak dibanding-bandingkan dengan yang lain.
Seorang Kuncu berbuat sesuai dengan kedudukannya, ia tidak ingin berbuat keluar daripadanya.
(Zhongyong- Tengah Sempurna XIII : 1)
  Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VIII| 37
           
























































































   41   42   43   44   45