Page 180 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 180
Aku Tahu
Kitab Daxue untuk mewujudkan damai di dunia berpokok pada setiap pribadi manusianya. Oleh karena itu, dari raja sampai rakyat jelata mempunyai satu kewajiban, yakni membina diri. Membina diri bukan berarti sebatas kepada dirinya sendiri melainkan menyempurnakan segenap wujud. Namun, sebelum membantu menyempurnakan segenap wujud, yang pertama adalah mampu membina diri. Setelah mampu membina diri, maka akan mampu memuliakan Lima Hubungan Kemanusiaan dengan berhenti sesuai dengan ’predikat’ yang diembannya. Menepati kedudukan adalah berbuat sesuai dengan kedudukan. Seorang Junzi tidak mau berbuat di luar kedudukannya. Kelemahan kebanyakan orang adalah suka mencampuri urusan orang lain, ”menghakimi” orang lain dengan persepsi pribadi, atau suka membanding-bandingkan. Ketertiban dalam masyarakat akan mudah tercipta apabila masing- masing individu anggota masyarakat mengerti akan kedudukannya dan berbuat sesuai dengan kedudukannya.
Untuk menjaga ketertiban masyarakat, hukum perlu ditegakkan. Masyarakat yang patuh pada undang-undang biasanya yang sudah mapan ekonominya, sudah punya pekerjaan tetap, dan mempunyai pendidikan yang cukup. Kemapanan sosial mendorong orang mempunyai harga diri. Mereka merasa malu apabila berurusan dengan pengadilan. Namun, dalam Negara yang hukumnya tidak jelas banyak orang merasa bangga bila dapat melanggar hukum dan bisa bebas dari hukuman.
Untuk mencegah pelanggaran hukum, agama Khonghucu mengajarkan pemahaman berbuat sesuai dengan kedudukan/posisi. Misalnya, menempatkan diri mana yang termasuk ke dalam ruang mikro dan mana yang termasuk dalam ruang makro. Dalam ruang pribadi atau mikro ini dibuka kesempatan untuk saling berbeda, misalnya berbeda dalam kreativitas, berbeda dalam keyakinan, berbeda dalam selera, dan berbeda dalam hobi. Apabila dalam ruang mikro ini tidak ada kebebasan untuk berbeda dan berkreasi, akibatnya seseorang merasa tertekan dan menjadi tidak percaya diri.
172 Kelas IX SMP