Page 69 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 69
Setelah mempelajari persembahyangan Umat Khonghucu yang memiliki empat musim ini, buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 2–4 orang! Kemudian diskusikan bersama kelompok kecil kalian ini. Ubah dan sesuaikan persembahyangan empat musim tersebut menjadi dua musim (hujan/panas) sesuai dengan iklim di Indonesia.
Dapatkah kalian membayangkan waktu hari-hari kemuliaan Tian dikaitkan dengan peredaran matahari (perubahan musim)? Sembahyang kepada Tian telah dilakukan sejak zaman Yao dan Shun sekitar abad 23 SM. Baginda Yao telah memahami firman Tian dan tiga kenyataan yang ada di dunia ini (Tian – Di – Ren). Para Nabi telah memahami hukum-hukum-Nya dan mengajarkan bagaimana bersembahyang kepada Tian, serta meletakkan dasar- dasar bagi perkembangan agama Khonghucu dan kebudayaan manusia.
Ajaran agama Khonghucu bersifat universal dan memiliki dogma "Hanya Kebajikan Tian berkenan. Sungguh miliki yang satu itu Kebajikan." Banyak orang tua zaman engkong buyut kalian tidak terlalu mempermasalahkan anaknya memeluk agama apa pun, yang penting memiliki moral yang baik. Demikian pula anaknya yang sudah pindah agama, karena tetap memandang ajaran orang tuanya baik (baca ajaran agama Khonghucu) maka sampai sekarang masih melakukan apa yang dilakukan orang tuanya dan dianggap sebagai tradisi meskipun sesungguhnya adalah ritual agama Khonghucu.
Oleh karena itu, tidak heran jika ada umat agama lain yang masih memperingati hari Imlek, Cap Go Meh, Qingming, Duan yang, dan lain sebagainya. Bukankah dengan hal ini maka dapat dirasakan kebersamaan dalam keluarga meski berbagai agama? Umat Khonghucu tidak membeda-bedakan sesama manusia (agama), bukankah di empat penjuru lautan semua saudara?
Hanya saja sebagai umat Khonghucu wajib memahami makna sembahyang tersebut, sehingga ketika ada pandangan orang lain yang kurang pas dapat meluruskannya.
Agama Khonghucu 61