Page 212 - Buku Paket Kelas 10 Seni Budaya Semester 1
P. 212

        Terjemah atau menterjemahkan dapat diartikan sebagai mengalih bahasakan atau dalam bahasa Inggris translate dari bahasa asing (Inggris, German, Arab) ke dalam bahasa Indonesia atau kebalikannya, bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia (Sunda, Jawa) atau sebaliknya. Syarat pertama bagi seorang penulis dalam menterjemah sebuah lakon harus memahami dan menguasai bahasa serta utamanya menguasai teknik menyusun naskah lakon yang dijadikan alat atau pisau bedahnya.
Kegiatan yang memungkinkan dalam menterjemahkan lakon, dengan cara mengalihbahasakan lakon berbahasa Sunda atau Jawa atau bahasa daerah lain ke dalam bahasa Indonesia atau dengan melakukan kebalikannya. Misalnya dari lakon teater berbahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah setempat.
2. Teknik Adaptasi
Adaptasi secara harfiah dapat diartikan menyesuaikan atau penyesuaian diri sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang dihadapi. Adaptasi dalam hubungan naskah lakon merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi perbendaharaan naskah lakon seni teater bersumber cerita, kisah atau lakon yang ada dan pernah tumbuh dan berkembang di daerah.
Mengadaptasi naskah sastra drama atau lakon teater dalam proses kreatifnya dapat dilakukan dengan cara; meminjam kandungan isi tematik dan struktur lakon dari naskah aslinya. Akan tetapi bentuk lakonnya dapat disesuaikan dengan setting yang dikehendaki kreator. Misalnya, Suyatna Anirun melakukan adaptasi naskah Drama Komedi karya Molire berjudul “ Lingkaran Kapur Putih “ diadaptasi atau di bawa pada situasi, kondisi alam dan nuansa etnik Jawa Barat (Sunda). Dengan demikian teknik mengadaptasi lakon atau menyusun naskah lakon teater pun dapat dilakukan dengan cara memimjam bentuk atau warna dengan sumber cerita dari naskah lakon karya bangsa lain atau karya sastra etnik lain di Indonesia.
3. Teknik Sadur
Sadur adalah teknik menyusun naskah dengan cara menggubah atau merubah sebagian unsur karya orang lain menjadi karya kita, tetapi dengan tidak menghilangkan, merusak unsur-unsur pokok lakon dari pengarangnya. Lakon saduran dengan tidak mencantumkan sumber cerita dan pengarang aslinya dapat disebut plagiat (mencaplok, mengaku karya orang lain menjadi karya sendiri).
204 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK
             


























































































   210   211   212   213   214