Page 217 - Buku Paket Kelas 10 Seni Budaya Semester 1
P. 217
peristiwa bagaimana para Guriang berbuat dan terjadi suatu peristiwa pada alam lain. yakni dunia air. Dari sisi ini, ada suatu hal yang menarik dan dapat kita lakukan dengan teknik Sanggit. Yakni menggambarkan peristiwa sebelum terjadinya peristiwa Guriang membendung Sipatahunan; Rakyat penghuni Situ Sipatahunan yang dipimpin Sang penguasa Situ, hidup penuh kedamaian, ketentraman tiba-tiba mendengar khabar buruk yang akan menimpa. Umpamanya hadir tokoh ikan, kepiting, udang, rumput, kerang. menjadi tokoh yang akan mengembangkan suatu lakon baru. Setelah terdengar berita buruk, konflik awal penghuni situ mulai terjadi. Akhir terjadi prahara yang maha dahsyat, sehingga pertolongan dan upaya yang perlu dilakukanpun hanyalah berdoa.
Akhir cerita apakah penghuni Sipatahunan mengalami tragis (kematian) atau melodramatik (kebahagiaan), artinya pesan yang disampaikan bahwa apapun yang terjadi sebagai cobaan yang perlu dihikmahi dengan arif dan bijak.
Setelah cerita selesai jangan lupa, kamu harus menentukan judul lakon yang kamu susun atau tulis, misalnya; “Sangkuriang Mergasa“ atau “Sangkuriang Daksa“ atau “Guruh Sipatahunan“ atau “Prahara Sipatahunan“, dan seterusnya.
Hal lain dalam melakukan proses kreatif menyusun naskah lakon teater, dapat pula dilakukan dengan cara mengkawinkan dua atau atau lebih cerita yang ada, tetapi dengan meminjam karakter, tokoh peran utama.
Umpamanya Guru Kabayan, Kabayan Duta, Kabayan dan Supermen, Dora Emon dan Si Cepot, Gatotkaca dan Supermen, dan sebagainya, yang kemudian dikembangkan menjadi lakon baru.
Keuntungan kamu dalam menyusun lakon teater dengan membuat analisis/ tafsir terhadap lakon adalah untuk memudahkan koordinasi kerja dalam melakukan latihan teater secara bersama dan bekerjasama dalam hal membangun kesamaan
Kreativitas dalam menyusun naskah lakon bersumber teater tradisional dapat dilakukan melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Memilih dan menentukan lakon bersumber teater tradisional,
2. Membaca atau mengapresiasi lakon melalui pementasan teater tradisional,
3. Menganalisis lakon bersumber teater tradisional,
4. Menyusun pola pengadegan lakon melalui analisis tokoh atau peran utama dalam suatu babak pementasan teater tradisol,
5. Mempresentasikan lakon bersumber teater tradisional
dengan lisan dan tulisan.
Seni Budaya 209