Page 267 - Buku Paket Kelas 12 Agama Hindu
P. 267

kering, layu, berbaring di atas tanah, di atas air, dan di atas alas-alas lain sejenis itu; dhayana, merenungkan Deva Siwa; swadhyaya mempelajari Weda; upasthanigraha, pengekangan, upastha, singkatnya pengendalian nafsu seks; brata, pengekangan nafsu terhadap makanan; mona, itu macamnya, tidak menguacapkan kata-kata yaitu tidak mengucapkan kata- kata sama sekali, tidak bersuara; snana, Tri Sandhya sewana, melakukan Tri Sandhya, mandi membersihkan diri pada waktu melakukan Sandhya (Sarasamuçcaya, 260).
Berdasarkan penjelasan kitab suci Sarasamuçcaya, menyebutkan ada sepuluh bagian ajaran Nyama bratha yang patut dijadikan pedoman oleh umat sedharma untuk mewujudkan kesempurnaan bathin dalam hidup dan kehidupan ini yang terdiri dari;
a. Dana berarti pemberian-pemberian makanan dan minuman, dan lain- lainnya.
b. Ijya berarti pujaan kepada Deva, kepada leluhur, dan lain-lainnya.
c. Tapa berarti pengekangan hawa nafsu jasmani.
d. Dhyana berarti merenung memuja Tuhan.
e. Swadhyaya berarti mempelajari Weda.
f. Upasthanigraha berarti pengekangan nafsu kelamin.
g. Bratha berarti pengekangan nafsu terhadap makanan.
h. Upawasa berarti pengekangan diri.
i. Mona berarti pengendalian kata-kata.
j. Snana berarti melakukan pemujaan dengan Tri Sandhya.
Demikian perincian ajaran Dasa Nyama bratha sebagaimana tersurat dan tersirat dalam kitab Sarasamuçcaya. Ajaran “Dasa Nyama bratha” sesuai uraian di atas dapat dipergunakan sebagai dasar melaksanakan dan mewujudkan kesempurnaan batin oleh umat sedharma. Ajaran Dasa Nyama bratha menurut yoga, adalah merupakan ajaran tahap kedua untuk mencapai kesempurnaan rohani yang utama. Konsep ajaran ini patut dimengertikan, dipahami, didalami, diikuti dan diamalkan dalam mewujudkan kesempurnaan rohani “moksa” yang dicita-citakan.
  Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 257
 




















































































   265   266   267   268   269