Page 78 - Buku Paket Kelas 12 Agama Hindu
P. 78

Maha Rsi penerima wahyu disebut Mantra Drstah iti Rsih. Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa Maha Rsi penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa itu adalah orang-orang suci, yang dapat berhubungan langsung dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam sastra agama Hindu disebutkan bahwa ada banyak nama para Maha Rsi penerima wahyu, beberapa diantaranya dikenal dengan sebutan sapta Rsi penerima Wahyu, yaitu Maha Rsi Grtsamada, Wiswamitra, Wamadewa, Arti, Baradwaja, Wasitwa dan Kanwa. Selain Sapta Rsi penerima wahyu Tuhan, juga ada disebutkan dua puluh tiga Maha Rsi lainnya yang dikenal dengan nama ”Nawawimsatikrtyasca Vedavyastha Maharsibhih” diantaranya adalah Maharsi; Daksa, Usana, Swayambhu, Wrhaspati, Aditya, Mrtyu, Indra, Wasistha, Saraswata, Tridhatu, Tridrta, Sandhyaya, Akasa, Dharma, Tryguna, Dananjaya, Krtyaya, Ranajaya, Bharadwaja, Gotama, Uttama, Parasara, dan Wyasa.
Menurut tradisi Hindu, Maha Rsi yang terpopuler dan sangat besar jasanya dalam menghimpun serta mengkodefikasikan weda adalah Maha Rsi Wyasa. Beliau juga dikenal dengan sebutan Kresna Dwaipayana Wyasa. Maha Rsi Wyasa mengkodefikasi kitab-kitab weda menjadi catur weda samhita, dibantu oleh empat Maha Rsi lainnya yang disebut-sebut sebagai siswanya, yaitu:
a. Maha Rsi Paila, yang juga disebut Maharsi Puhala, beliau sebagai penyusun kitab suci Rg. Weda Samhita.
b. Maha Rsi Waisampayana, sebagai penyusun kitab suci Yayur Weda Samhita.
c. Maha Rsi Jaimini, sebagai penyusun kitab suci Sama Weda Samhita.
d. Maha Rsi Sumantu, sebagai penyusun kitab Atharwa Weda Samhita.
Selain sebagai penghimpun kitab catur Weda samhita, Maha Rsi Wyasa juga berjasa menyusun kitab Purana, Mahabharata, Bhagawadgita, dan kitab Brahmasutra. Dalam kesusatraan Hindu, Maha Rsi wyasa juga memiliki sebutan lain seperti Bagawan Byasa, Kresnadwaipayana, dan Wyasa Dewa. Diantara jenis-jenis weda itu, untuk yang pertama kali ditulis adalah Rg. Weda. Setelah itu dilanjutkan dengan kitab-kitab weda yang lainnya. Tatanan hidup beragama pada zaman itu sepenuhnya didasarkan atas ajaran-ajaran yang tercantum pada weda samhita. Pembelajaran agama kepada umat lebih menekankan pada pembacaan dan merafalkan ayat-ayat suci weda, dengan menyanyikan serta mendengarkan secara berkelompok.
Pada zaman weda pemujaan terhadap para dewa yang dipandang sebagai suatu kekuatan yang nyata dan berpribadi sangat mendominasi. Para Dewa
   68
Kelas XII SMA/SMK
 
























































































   76   77   78   79   80