Page 138 - Buku Paket Kelas 5 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
P. 138
132
2. Bentuk Padmasana.
Berdasarkan sejarah perkembangan agama Hindu di Bali, khususnya Tempat Suci berbentuk Padmasana mulai dibangun dan dikembangkan sejak datangnya Dang Hyang Nirarta pada masa Pemerintahan Dalem Waturenggong di Bali dimana pusat pemerintahan terletak di Gegel, Kabupaten Klungkung. Dang Hyang Nirarta pada saat itu ditugaskan sebagai Purohito di Kerajaan. Purohito sama artinya dengan pemimpin agama. Pada saat itu di Bali masih banyak berkembangnya sekte-sekte dan aliran, yang mana pemujaan dilakukan masih bersifat individual. Melihat kejadian tersebut Beliau mengembangkan konsep untuk mempersatukan umat Hindu di Bali dengan membangun Tempat Suci berbentuk Padmasana sebagai tempat pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Melalui perantara Padmasana sebagai tempat memuja Sang Hyang Widhi Wasa semua sekte atau golongan bisa berkumpul bersama sehingga bermanfaat pula sebagai tempat berkomunikasi antara golongan yang satu dengan golongan yang lain, seperti golongan: Brahmana, Ksatria, Wesya, dan Sudra.
Jadi kesimpulannya Padmasana dibangun sebagai tempat pemujaan Sang Hyang Widi Wasa oleh semua golongan. Perlu dipahami dari segi struktur Padmasana terdiri dari 3 bagian yakni: bagian bawah disebut Brahma Bhaga, bagian tengah disebut Wisnu Bhaga, dan bagian atas disebut Siwa Bhaga.
Gambar Padmasana
Sumber: Dokumen Kemendikbud
Gambar 5.35 Padmasana
Kelas V SD