Page 97 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
P. 97

          Pada era reformasi ini, orang mulai bebas berbicara, sering berkata sem- barangan, saling mencaci maki, memfitnah yang dapat menimbulkan akibat yang fatal, misalnya dapat menyebabkan terbunuhnya orang lain. Tidak jarang ada pula orang yang berkata manis namun hatinya sepahit empedu. Artinya, bahwa apa yang dikatakan bohong belaka dan kata manis yang diucapkan hanyalah sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
Akibat dari keterikatan diri terhadap benda-benda duniawi, banyak orang menghalalkan segala cara untuk memuaskan diri, seperti melakukan penipuan, pemerasan, dan perampokan. Hal ini berdampak terjadinya pelanggaran hak asasi manusia, dimana orang tidak lagi menghormati orang lain, banyak siswa tidak lagi hormat kepada guru, dan banyak anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya. Berita televisi setiap hari menayangkan tindakan kriminal. Hak azasi manusia seperti tidak dihargai bahkan sering diinjak-injak. Banyak manusia tidak lagi memikirkan etika, sopan santun, dan tata krama. Pada zaman kaliyuga ini artha diagung-agungkan, seolah-olah artha menduduki tingkat pertama dan merupakan segala-galanya, seperti disebutkan di dalam kitab Nitisastra IV. 7 sebagai berikut.
”Singgih yan tekaning yuganta kali tan hana lewiha sakeng mahadhana, tan waktanguna cura pandita widagdha pada mangayap ing dhanecwara, sakwehning rinasya san wiku hilang, kula ratu pada hina kasyasih, putradewa pita ninda ring bapa si cudra banija, wara wiryapandita”.
Terjemahan:
Sesungguhnya bila zaman kali datang pada akhir yuga hanya kekayaan yang dihargai. Tidak perlu dikatakan lagi, bahwa orang saleh, orang yang pandai akan mengabdi kepada orang yang kaya. Semua pelajaran Pendeta yang gaib-gaib dilupakan orang, keluarga-keluarga yang baik dan raja-raja menjadi hina papa. Anak-anak akan menipu dan mengumpat orang tuanya, orang hina dina akan menjadi saudagar, terdapat kemuliaan dan kepandaian. (Darmayasa, 1995).
Sloka tersebut menggambarkan tentang kehidupan manusia pada zaman kaliyuga yang dikuasai oleh Daśa mala, pikirannya diliputi oleh avidya se- hingga sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Untuk menghindari hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan berbuat baik, kurangi
  Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 91
        



























































































   95   96   97   98   99