Page 153 - Buku Paket Kelas 11 Sejarah Indonesia Semester 2
P. 153
a. Fase pertama, tentara Sekutu akan mengadakan operasi militer untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
b. Fase kedua, setelah keadaan normal pejabat-pejabat NICA akan mengambil alih tanggung jawab koloni itu dari pihak Inggris yang mewakili Sekutu.
Setelah diketahui Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945, maka Belanda mendesak Inggris agar segera mensahkan hasil perundingan tersebut. Pada tanggal 24 Agustus 1945 hasil perundingan tersebut disahkan.
Berdasarkan Persetujuan Potsdam, isi Civil Affairs Agreement diperluas. Inggris bertanggung jawab untuk seluruh Indonesia termasuk daerah yang berada di bawah pengawasan SWPAC (South West Pasific Areas Command).
Untuk melaksanakan isi Perjanjian Potsdam, maka pihak SWPAC di bawah Lord Louis Mountbatten di Singapura segera mengatur pendaratan tentara Sekutu di Indonesia. Kemudian pada tanggal 16 September 1945, wakil Mountbatten, yakni Laksamana Muda WR Patterson dengan menumpang Kapal Cumberland, mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dalam rombongan Patterson ikut serta Van Der Plass seorang Belanda yang mewakili H».J. Van Mook (Pemimpin NICA).
Pada saat perundingan antara Belanda dan Inggris di London, Parlemen Inggris telah memutuskan kepada Pemerintah Inggris untuk tidak menggunakan pasukannya
untuk membantu pihak lain selain untuk
melaksanakan tugas Sekutu.
Setelah informasi dan persiapan dipandang cukup, maka Louis Mountbatten membentuk pasukan komando khusus yang disebut AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indiers) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Mereka tergabung di dalam pasukan tentara Inggris yang berkebangsaan India, yang sering disebut sebagai tentara Gurkha. Tugas tentara AFNEI sebagai berikut.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995. Gambar 7.4 Van der Plass.
Sejarah Indonesia
145