Page 173 - Buku Paket Kelas 11 Sejarah Indonesia Semester 2
P. 173
Kondisi itu mendorong Letjen. Urip Sumoharjo di Markas Besar TRI Yogyakarta untuk memutuskan memperkuat TRI Sunda Kecil dengan bantuan senjata dan amunisi kepada I Gusti Ngurah Rai. Untuk itulah Pasukan M berperan penopang Pasukan Sunda Kecil di bawah Pimpinan Ngurah Rai. Pasukan ini juga dilengkapi pasukan sandi yang disebut CIS (Combat Intelligent Section) yang terdiri dari para pelajar. Disiapkanlah tiga pasukan untuk memblokade pasukan Belanda. Pasukan angkatan laut dipimpin oleh Kapten Makardi dan Waroka. Angkatan Darat di bawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai. Operasi itu direncanakan melalui tiga titik pendaratan. Pasukan Waroka mendarat di Pantai Gerokgak dan Celuk Bawang. Pasukan Markadi mendarat di antara Cupel dan Candi Kusuma, Jembrana dan Pasukan I Gusti Gurah Rai mendarat di Pantai Yeh Kuning. Operasi rahasia itu ditujukan untuk mendapatkan informasi intelijen yang akurat.
Pasukan diberangkatkan dari Muncar Banyuwangi dengan sasaran daerah Kuning dan terus ke Munduk Malang. Penyeberangan dilaksanakan malam hari. Rombongan ini dalam penyeberangannya di tengah laut dipergoki oleh patroli Belanda dan langsung menembaki ke arah rombongan pasukan Ngurah Rai. Akibatnya Cokorde Rai Gambir dan Cokorde Dharma Putra gugur. Sebagian berhasil mendarat di Yeh Kuning dan sebagian lagi di bawah Ngurah Rai kembali ke Muncar. Keesokan harinya tanggal 4 April 1946, rombongan Ngurah Rai berhasil mendarat di Pulukan untuk seterusnya menuju Munduk Malang.
Gelombang ketiga, Pasukan M sebagai induk pasukan berangkat pada tanggal 4 April 1946 malam hari. Mereka berangkat dari pelabuhan Banyuwangi dengan berkekuatan empat peleton. Sasarannya akan mendarat di daerah Candikusuma. Saat fajar menyingsing, rombongan Pasukan M dipergoki oleh dua motorboat Belanda yang sedang berpatroli. Terjadilah pertempuran antara Pasukan M melawan patroli Belanda. Dengan taktik menempel pada motorboat Belanda, Pasukan M sulit untuk ditembaki Belanda. Sebaliknya, Pasukan M dapat melemparkan granat-granat tangan ke dek motorboat. Akhirnya, satu motorboat Belanda terbakar dan tenggelam serta yang satunya melarikan diri. Setelah berhasil menghancurkan patroli Belanda, Pasukan memerintahkan untuk putar haluan kembali ke Banyuwangi, sebab arus laut yang kuat dan kapal Markadi sendiri berlobang-lobang. Dalam perang ini, pihak Pasukan M gugur dua orang, yakni Sumeh Darsono dan Sidik.
Sejarah Indonesia
165