Page 128 - Buku Paket Kelas 6 Agama Khonghucu
P. 128
Nabi Kongzi adalah guru ajaran moral. Beliau mengajarkan para muridnya bagaimana cara berperilaku yang benar. Jika mereka ingin menjadi pejabat yang mengatur rakyat, mereka harus terlebih dahulu belajar mengatur diri mereka sendiri. Inti yang paling utama dari semua ajaran memiliki suatu rangkaian yang jelas, kebajikan berarti saling mencintai antar sesama umat manusia.
Unsur utama dalam ajaran Nabi Kongzi disimbolkan dengan karakter Ren atau Cinta Kasih. Karakter ini merupakan gabungan dari kemurahan hati, kemuliaan, dan cinta atas kemanusiaan. Ketika ditanyai oleh seorang muridnya tentang Ren Nabi Kongzi menjawab, “Kata itu berarti mencintai umat manusia.” Selanjutnya Nabi juga menjelaskan: “Terdapat lima hal, dan siapapun yang dapat melaksanakan hal itu dapat disebut sebagai Ren. Kelima hal itu adalah rasa hormat, toleransi/lapang hati, dapat dipercaya, cekatan/ketekunan yang cerdas, dan kemurahan hati. Jika seseorang memiliki rasa hormat, maka ia takkan terhina. Jika orang memiliki sikap toleran dan lapang hati, maka ia akan diterima oleh banyak orang. Jika seorang dapat dipercaya, maka orang lain akan mempercayakan tanggung jawab kepadanya. Jika seorang cerdas, cekatan dan tekun, maka ia akan mendapat banyak keberhasilan. Jika ia dipenuhi dengan sikap murah hati, belas kasihan, dan suka menolong, maka ia akan layak untuk memerintah, dengan kata lain akan diturut perintahnya.” (Lunyu XVII: 6)
Nabi Kongzi memandang Ren sebagai bagian dari pendidikan. Dengan kata lain, seorang harus diajari mengenai perilaku seperti ini, bukan semata- mata mempelajarinya dari pengalaman. Pada zamannya, pendidikan adalah sebuah sarana pembelajaran tentang cara berperilaku, dan bukan semata- mata untuk mengerti suatu pengetahuan tertentu. Nabi Kongzi setuju dengan sikap ini. Pemahaman pengetahuan hanyalah kebijaksanaan belaka bukan merupakan Ren. Ren tidak hanya menyangkut moralitas, melainkan juga menyangkut banyak nilai-nilai sosio-kultural, terutama mengenai kesalehan menyangkut hubungan orang tua dengan anak. Hal ini jauh lebih kuat dari sekedar penghormatan terhadap orang tua, karena melibatkan pula seluruh tatanan di dalam nilai-nilai dan ritual tradisional.
Nabi Kongzi memiliki tujuan bahwa sebagai manusia memiliki tugas membina diri menjadi lebih baik. Hanya inilah satu-satunya jalan yang bermakna dalam menempuh hidup. Sebuah upaya harus dilakukan demi upaya itu sendiri. Ini merupakan suatu ekspresi tertinggi dalam kemanusiaan, yaitu menjalankan kebaikan demi kebaikan itu sendiri, dan sama sekali bukan ingin mendapatkan imbalan dalam bentuk apa pun, atau bukan karena takut
116
Kelas VI SD