Page 135 - Buku Paket Kelas 12 Agama Katolik
P. 135

        Adalah Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) dan Gereja Paroki Sakramen Mahakudus yang sama-sama berdiri bersebelahan di Jalan Pagesangan Baru. Istimewanya, kedua tempat ibadah yang berdiri megah ini, sama-sama mendapat persetujuan dari mantan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Almarhum Cak Narto (H Soenarto Soemoprawiro) dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI H. Try Sutrisno pada bulan Agustus 1995. Sedangkan pembangunannya di mulai sejak September 1996. 10 Nopember 2000, MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus diresmikan secara bersamaan oleh Almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang saat itu masih menjabat sebagai presiden keempat RI.
“Memang, kedua tempat ibadah ini disepakati berdiri dan diresmikan secara bersamaan, sebagai simbol kerukunan umat beragama di Jawa Timur, khususnya di Surabaya. Kenapa demikian, agar bangunannya sama-sama tinggi, sama-sama rendah, karena inilah wujud kebersamaan sebagai negara yang saling menghormati antarpemeluk agama,” terang Ketua Bidang Kerasulan Paroki Sakramen Mahakudus Josaphat Haryono, Sabtu (8/9). Bahkan, lanjut dia, tak jarang kami saling bahu membahu untuk membantu satu sama lain. “Misalnya ketika kita mengadakan acara Misa Kudus, karena jemaatnya banyak dan tidak ada lahan parkir dan pihak Masjid Agung (MAS) bersedia meminjamkan lahan parkirnya. Dari GP Ansor juga ikut membantu dalam soal keamanan. Kalau dulu, saat peresmian, PDIP juga ikut membantu keamanannya,” kata dia bercerita. Sekadar informasi, sebagai pemekaran Paroki Yohanes Pemandi dan Paroki Gembala Yang Baik, paroki ini dibangun berkat kerja keras Romo Johanes Heijne, SVD. Proses perizinan panjang dan berliku, tetapi dapat diselesaikan berkat kebijaksanaan Cak Narto. Dari sekian gereja dan masjid yang ada di Surabaya, hanya MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus yang berdiri bersebelahan. Kedua bangunan megah ini, hanya dipisah ruas jalan dengan lebar sekitar 10 meter.
Ketika diresmikan presiden sekaligus ulama, jemaat Paroki Sakramen Mahakudus meminta Gus Dur untuk memimpin doa. “Namun dijawab oleh Gus Dur, kalian itu yang lebih dekat dengan Tuhan, wong kalian itu manggilnya Bapak, jadi yang paling dekat dengan Tuhan itu ya kalian,” kata Josaphat menceritakan lelucon
 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 129
        






























































































   133   134   135   136   137