Page 55 - Buku Paket Kelas 12 Agama Katolik
P. 55

        kepada ayahnya supaya sang ayah mengikuti saja kehendak raja karena dengan demikian sang ayah akan dapat kembali ke rumah karena ia sangat mencintai sang ayah. Thomas Morus sangat sedih membaca surat putrinya yang sangat dicintainya itu. Ia mengalami pergumulan batin yang hebat. Akhirnya, ia berhasil menulis surat kepada putrinya itu. Dalam surat itu, Thomas Morus menulis bahwa ia sangat sedih karena putri yang paling disayanginya sampai hati membujuknya untuk menjadi seorang pengkhianat terhadap imannya.
Pada hari ia dihukum mati, Thomas Morus masih berbicara bahwa ia masih seorang warga Inggris yang setia kepada rajanya, tetapi juga setia kepada imannya. Ia tidak dendam kepada siapa pun, termasuk raja dan hakim-hakim yang menghukumnya. Sebelum kepalanya dipenggal, ia masih sempat menciumi algojo yang akan memenggal kepalanya.
Thomas Morus tetap berkata dan bersaksi tentang kebenaran, walaupun dengan itu ia kehilangan segala-galanya, termasuk nyawanya sendiri. Memang, kadang-kadang sulit untuk mengatakan dan bersaksi tentang kebenaran.
b) Refleksi dan aksi (1) Refleksi
Setelah menyimak kisah tersebut, tulislah sebuah refleksi tentang memperjuangkan kebenaran, meski sulit dengan berbagai tantangan dan risiko.
(2) Aksi
(a) Membuat niat untuk berani bersaksi atas suatu
kebenaran. Misalnya, berkata benar kalau hal itu benar dan mengakui salah kalau melakukan kesalahan.
(b) Berani mengkritik perkataan atau perbuatan orang lain yang memang dianggap salah baik secara norma umum maupun norma ajaran Katolik.
(c) Sebagai orang Katolik, kamu berani bersaksi sebagai pengikut Yesus dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk agama dan kepercayaannya ini.
 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 49
        























































































   53   54   55   56   57