Page 197 - Buku Paket Kelas 10 Sejarah Indonesia
P. 197
Dua tahun kemudian datang bantuan dari Turki berupa teknisi-teknisi, dan dengan kekuatan tentaranya Sultan Alauddin Riayat Syah at-Qahhar menyerang dan menaklukkan banyak kerajaan, seperti Batak, Aru, dan Barus. Untuk menjaga keutuhan Kesultanan Aceh, Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar menempatkan suami saudara perempuannya di Barus dengan gelar Sultan Barus, dua orang putra sultan diangkat menjadi Sultan Aru dan Sultan Pariaman dengan gelar resminya Sultan Ghari dan Sultan Mughal, dan di daerah- daerah pengaruh Kesultanan Aceh ditempatkan wakil-wakil dari Aceh.
Kemajuan Kesultanan Aceh Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda mengundang perhatian para ahli sejarah. Di bidang politik Sultan Iskandar Muda telah menundukkan daerah-daerah di sepanjang pesisir timur dan barat. Demikian pula Johor di Semenanjung Malaya telah diserang, dan kemudian
rnengakui kekuasaan Kesultanan
Aceh Darussalam. Kedudukan
Portugis di Malaka terus-menerus
mengalami ancaman dan serangan,
meskipun keruntuhan Malaka
sebagai pusat perdagangan di Asia
Tenggara baru terjadi sekitar tahun
1641 oleh VOC (Verenigde Oost
Indische Compagnie) Belanda.
Perluasan kekuasaan politik VOC
sampai Belanda pada dekade abad
ke-20 tetap menjadi ancaman bagi
Kesultanan Aceh.
Sumber : Taufik Abdullah dan A.B Lapian (ed). 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah. Jilid III. Jakarta. PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Gambar 3.14 Makam Sultan Iskandar Muda (1607-1636) di Aceh
Untuk memperdalam masalah ini kamu bisa membaca buku A. Hasymy. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia. dan Marwati Djoened Poesponegoro. Sejarah Nasional Indonesia Jilid I.
Sejarah Indonesia 189