Page 47 - Buku Paket Kelas 4 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
P. 47

        B. Mendalami Alkitab
Baca dan simaklah kisah Ayub berikut ini!
Ayub adalah orang yang berbudi luhur dan sangat kaya. Ayub tinggal di Kota Us. Ia dan istrinya mempunyai tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ayub selalu berdoa untuk keluarganya.
Ayub adalah orang yang paling kaya dan terkemuka di negeri itu. Coba pikirkan, kambing dombanya tujuh ribu ekor, untanya tiga ribu, lembu seribu, dan keledai betina lima ratus ekor. Tidak hanya itu, Ayub memiliki beratus-ratus pembantu laki-laki dan perempuan. Ia sungguh kaya. Meskipun begitu, ia tidak sombong. Ia sangat baik dan murah hati. Ia suka menolong orang-orang miskin yang datang kepadanya.
Ayub bahagia karena ia mengasihi Allah. Ia tahu dan sadar bahwa semua kekayaannya datang dari Allah. Ia tahu bahwa ia akan aman bergantung kepada Allah. Allah selalu menjaga dia sebab itu ia sangat berterima kasih. Ayub sungguh saleh dan jujur. Ia takut akan Allah dan selalu menjauhi perbuatan jahat. Bahkan, Ayub rajin berdoa memohon ampun kepada Allah jika anak-anaknya melakukan kesalahan dan berbuat dosa.
Suatu ketika Iblis mengatakan kepada Allah bahwa Ayub mengasihi Allah karena ia diberi kekayaan dan hidupnya, selalu dimudahkan. Allah yakin akan kesetiaan Ayub kepada-Nya. Maka, Allah mengizinkan Iblis mengambil semua berkat yang telah diterima Ayub untuk memperlihatkan kepada Iblis bahwa Ayub benar-benar mengasihi-Nya.
Dalam satu hari saja, semua kekayaan Ayub dirampas, dan para pembantu serta anak-anaknya mati dibunuh. Tentu saja, Ayub menangis dengan sangat sedih. Tetapi, ia tetap percaya kepada Allah.
Kemudian, Iblis mengatakan bahwa Ayub pasti akan mengutuki Allah jika kesehatannya diambil. Karena itu, Allah mengizinkan Iblis menyakiti Ayub, tetapi ia tidak boleh membunuhnya. Sahabat-sahabat Ayub mengatakan bahwa ia dihukum karena dosa-dosanya. Tetapi, Ayub tidak setuju dengan pendapat mereka. Walaupun ia jatuh sakit, diejek oleh teman-temannya, ditimpa banyak penderitaan, dan tidak mengerti apa sebabnya, ia tetap percaya kepada Allah dan kesetiaan-Nya.
  Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
41
        
























































































   45   46   47   48   49