Page 163 - Buku Paket Kelas 10 Agama Hindu
P. 163

                 Sang śurāmênanging renānggana,
mamukti suka wibhawa bhoga wiryawān.
Sang śūrāpêjahing ranangga mangusir surapada
siniwing surāpsari. Yan bhiru n
mawêdi ng ranānggana pêjah yama-bala manikêp mamidana. Yan tan mati tininda ringparajanenirang-irang inaňang sinorakên.
Terjemahan:
Sang Ksatriya memang dalam peperangan menikmati kesenangan, kewibawaan, makan enak dan keagungan. Sang Kṣatriya bila mati dalam
peperangan, rohnya menuju swargaloka, dielu-elukan oleh para bidadari. Kalau pengecut, lari dalam peperangan dan mati ditangkap dan dihukum, rohnya diadili oleh Bhatara Yama. Kalau tidak mati, dicerca, diolok-olok dan ditawan oleh musuh.
   Di samping itu Bhagavadgītā II, 31 memberikan penjelasan yang lebih gamblang tentang letak kesempurnaan seorang Kṣatriya dalam melakukan tugas dan kwajiban. Sloka tersebut berbunyi sebagai berikut:
        sva-dharmam api cāvekṣya
na vikampitum arhasi dharmyād dhi yuddhāc chreyo ‘nyat kṣatriyasya na vidyate
Terjemahan:
Apabila engkau sadar akan kewajibanmu, engkau tidak akan gentar, bagi Kṣatriya tiada kebahagiaan yang lebih besar daripada berjuang menegakkan
kebenaran.
    Dari sumber-sumber tersebut kiranya cukup jelas peranan dan fungsi Kṣatriya Varna, yaitu memimpin dan melindungi rakyat. Dari sumber-sumber itu pula dapat disebutkan bahwa raja sudah jelas dapat dipastikan tergolong Varna Kṣatriya. Lontar Raja Pati Gondola menyebutkan tugas dan kewajiban seorang raja sebagai golonganKṣatriya, antara lain, Raja harus mengeta¬hui upaya sandhi yang terdiri dari tiga unsur yaitu: (a) Rupa artinya raja harus dapat melihat wajah rakyat dengan baik, (b) Wangsa artinya raja harus dapat melihat tata susunan masyarakat yang utama, (c) Guna artinya raja harus mampu mengetahui rakyatnya yang memiliki keahlian.
Di samping lontar tersebut juga menggambarkan bahwa seorang raja harus mengetahui Rajaniti Kamkamuka yaitu suatu ajaran yang menyebutkan seorang raja adalah sebagai pengemudi dan negara sebagai perahu. Jika perahu itu tanpa pengemudi, maka ia akan tenggelam di tengah-tengah lautan, demikian pula sang raja tatkala memegang pemerintahan, kalau lengah sedikit saja negara akan bisa hancur.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 157
         

















































































   161   162   163   164   165