Page 19 - MAJALAHBELMAWA
P. 19
LAPORAN UTAMA
Akreditasi pendidikan tinggi merupakan penilaian pemerintah untuk menstandarisasi dan menjamin mutu alumni Perguruan Tinggi (PT) sehingga kualitas lulusan sesuai kebutuhan kerja. Proses pemberian standar mutu ini adalah upaya evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen PT terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan tridarma PT. Penilaian ini dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Evaluasi dan penilaian akreditasi institusi dilakukan tim asesor yang terdiri dari pakar yang memahami hakikat pengelolaan PT.
Badan Akreditasi Nasional-Pendidikan Tinggi (BAN-PT) adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengevaluasi dan menilai, serta menetapkan status maupun peringkat mutu institusi PT berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Manfaat akreditasi institusi PT antara lain memberikan jaminan bahwa institusi PT yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan BAN-PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggara PT yang tidak memenuhi standar; mendorong PT untuk terus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi; dan hasil akreditasi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam transfer kredit PT, pemberian bantuan dan alokasi dana, serta pengakuan dari badan atau instansi lain.
Akreditasi memberikan informasi terkait kesiapan sebuah PT dalam kegiatan belajar mengajar sesuai standarisasi pemerintah dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa secara global di masa datang.
BAN-PT menetapkan beberapa kriteria penilaian akreditasi PT. Saat ini, BAN-PT masih menggunakan instrumen akreditasi yang telah ditetapkan tahun 2011, ke dalam tujuh kelompok. Instrumen akreditasi BAN-PT adalah arah pengembangan institusi termasuk visi, misi, tujuan, dan strategi; tata kelola PT, mahasiswa, kemahasiswaan, dan lulusan; SDM baik dosen maupun tenaga kependidikan; keuangan; sarana dan prasarana; maupun penelitian dan pengabdian masyarakat serta kerja sama.
Jumlah PT di Indonesia yang terakreditasi A, menurut data BAN-PT terbilang masih minim. Pada akhir tahun 2016, tercatat sebanyak 26 dari 4.472 PT terakreditasi A. Saat ini, meningkat menjadi lebih dari 65 PT. Angka ini menunjukkan bahwa hanya 1,1% PT yang berkualitas baik di Indonesia. Hal ini berakibat pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Lebih jauh lagi, akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah tapi tidak diiringi dengan SDM yang berkualitas, akan menghambat pembangunan bangsa.
Selama menangani akreditasi PT, Ketua Dewan Eksekutif BAN-PT, T. Basarudin menemukan permasalahan utama yang PT alami dalam proses penilaian, antara lain rendahnya rasio dosen dibandingkan dengan jumlah mahasiswa, tata kelola yang buruk, dan minimnya serapan lulusan di dunia kerja. “Sebetulnya, tugas dan fungsi BAN-PT itu difokuskan pada akreditasi. Jadi Kita menilai, namanya external quality assurance. Nah, sedangkan yang bertugas meningkatkan mutu di perguruan tinggi, itu tugas kementerian, kan ada Dirjen Kelembagaan Ristekdikti, dan tentu saja, juga tugas masing masing perguruan tinggi,” terang Basaruddin. Selain itu, Basarudin mengaku menemui beberapa kendala dalam proses akreditasi PT, antara lain adalah jumlah PT yang cukup banyak dan cakupannya yang sangat luas.
“Banyak sekali hal yang mesti diperbaiki dari sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Mulai dari kualitas, hingga manajemen perguruan tinggi,” ungkap Basaruddin. Namun, Basaruddin optimis PT yang terakreditasi A jumlahnya akan meningkat. Hal ini dapat terwujud jika seluruh pihak yang terkait berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Basarudin juga mengharapkan konsistensi Kemenristekdikti dalam berbagai kebijakan referensi global dalam penetapan standar. PT pun tidak dapat tinggal diam, harus turut meningkatkan kesadaran akan mutu. “Komitmen yang paling penting didahului pimpinan atau leadership,” ucap Basarudin.
Ke depan, PT dituntut memahami kebutuhan nasional, tidak hanya dunia kerja. Lulusan PT diharapkan tak hanya bekerja sesuai dengan bidangnya, tetapi juga mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. “Perguruan tinggi itu harus mengedepankan mutu, mereka harus punya komitmen, bahwa setiap individu atau lulusan yang mereka hasilkan itu mencapai suatu standar mutu yang menyebabkan mereka mampu untuk bersaing, baik itu domestik, sukur-sukur bisa di ajang global,” pesan Basarudin bagi PT yang ingin mendapatkan akreditasi A.*** (NRS/HAY/RTN/SYC)
BAHANA BELMAWA
19