Page 116 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2021
P. 116

KSPI PERSOALKAN RENCANA VAKSINASI INDIVIDU BERBAYAR: BERPOTENSI
              KOMERSIALISASI
              Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  dan  buruh  Indonesia  mendukung  upaya
              pemerintah untuk melawan pandemi Covid-19 dengan cara vaksinasi. Pemberian vaksin kepada
              rakyat termasuk kaum buruh dan keluarganya untuk mencegah meluasnya penyebaran Pandemi
              Covid-19, menurut mereka, adalah tugas negara.

              Oleh  karena  itu,  KSPI  menilai  apapun  bentuk  dan  strategi  pemberian  vaksin  termasuk
              pembiayaannya kepada seluruh rakyat menjadi tanggung jawab pemerintah dan pengusaha,
              termasuk dimulainya program vaksin gotong royong dan vaksin berbayar secara individu.

              Namun demikian, KSPI mempermasalahkan pemberian vaksin yang dilakukan secara berbayar,
              baik program vaksin gotong royong maupun vaksin berbayar secara individu yang rencananya
              dikeluarkan  oleh  Kimia  Farma.  Jika  ini  dilanjutkan,  tutur  mereka,  patut  diduga  akan  terjadi
              komersialiasi yang hanya akan menguntungkan pihak-pihak tertentu.
              “Setiap  transaksi  jual  beli  dalam  proses  ekonomi  berpotensi  menyebabkan  terjadinya
              komersialisasi  oleh  produsen  yang  memproduksi  vaksin  dan  pemerintah  sebagai  pembuat
              regulasi, terhadap konsumen dalam hal ini rakyat termasuk buruh yang menerima vaksin,” ujar
              Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Senin, 12 Juli 2021.
              Iqbal  mengatakan  program  vaksinasi  berbayar  yang  dikenal  dengan  nama  Vaksin  Gotong
              Royong,  sekalipun  biaya  vaksinasi  dibayar  oleh  pengusaha,  apalagi  vaksin  berbayar  secara
              individu, dikhawatirkan akan terjadi komersialisasi vaksin atau transaksi jual beli harga vaksin
              yang dikendalikan oleh produsen.

              Sebagaimana  diketahui,  kata  Said  Iqbal,  dalam  keputusan  yang  telah  diteken  oleh  Menteri
              Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 11 Mei 2021 dijelaskan bahwa harga vaksin gotong royong
              buatan  Sinopharm  adalah  Rp  321.660  per  dosis,  di  mana  tarif  pelayanan  vaksinasi  belum
              termasuk di dalam harga tersebut.

              Beleid  itu  juga  mematok  tarif  pelayanan  vaksinasi  sebesar  Rp  117.910  per  dosis.  Dengan
              demikian, tutur Iqbal, jika dijumlahkan total harga sekali penyuntikan Rp 439.570 atau berkisar
              Rp 800 ribu untuk 2 kali penyuntikan.
              “Intinya, KSPI mengharapkan kepada pemerintah agar pemberian vaksin untuk buruh dan setiap
              warga negara digratiskan,” tegasnya.

              Bilamana  pemerintah  membutuhkan  anggaran  tambahan  untuk  menyelenggarakan  vaksin
              gotong  royong  ini,  Iqbal  menyarankan  agar  pemerintah  menaikkan  sedikit  nilai  pajak badan
              perusahaan (PPH 25) dan mengambil sebagian anggaran Kesehatan yang dalam UU Kesehatan
              besarnya  adalah  5  persen  dari  APBN  dengan  cara  melakukan  efisiensi  birokrasi  di  bidang
              kesehatan.
              Said  Iqbal  mengatakan  KSPI  setuju  dengan  vaksin  gotong  royong,  tetapi  biaya  ditanggung
              pemerintah. Buruh juga menilai program vaksin individu dengan biaya sendiri tidak diperlukan.

              "Karena sesuai dengan perintah konstitusi sebagaimana diatur dalam UUD 1945, UU Kesehatan,
              dan UU Karantina; program vaksinisasi Covid-19 ini adalah tanggungjawab negara," kata Iqbal.

              Sebelumnya, Kimia Farma berencana menggelar Vaksinasi Gotong Royong Individu mulai hari
              ini,  Senin,  12  Juli  2021.  Namun,  pelaksanaan  program  tersebut  ditunda  sampai  waktu  yang
              belum ditentukan.




                                                           115
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121