Page 5 - GEMA EDISI DESEMBER
P. 5

     Pertama, Pupuk Indonesia akan memproduksi jenis pupuk NPK Phonska bersubsidi dengan formula baru 15-10-12 yang bakal menggantikan NPK Phonska bersubsidi formula 15-15-15. PG yang mendapatkan tugas menyalurkan seluruh pupuk NPK Phonska ke seluruh tanah air harus siap dengan perubahan tersebut.
Perubahan formulasi ini merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk bagi pertanian. PG berkomitmen bahwa perubahan ini tidak akan mengurangi kualitas pupuk bersubsidi.
Kedua, PG memberikan pendekatan berbeda untuk pola pemupukan berimbang, yaitu mengubah pupuk NPK Phonska menjadi NPK Phonska Plus. Sehingga pola pemupukan berimbang 5:3:2 akan menjadi Petroganik (500kg), NPK Phonska Plus (300kg), dan Urea (200kg) untuk setiap hektar sawah. Ini diberikan agar petani mendapatkan hasil yang optimal.
Ketiga, pemerintah berencana menambah jenis pupuk bersubsidi tahun 2021 yakni pupuk organik cair dengan nama Phonska Oca. Pupuk ini merupakan produk inovasi dari PG yang merupakan gabungan antara pupuk majemuk dan pupuk organik dalam bentuk cair.
Dengan demikian, Phonska OCA dapat menjadi solusi praktis bagi petani. Kandungan pupuk majemuk berfungsi untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan pupuk organik dapat memperbaiki kandungan hara pada tanah.
Ini tantangan sekaligus peluang yang harus kita tuntaskan bersama sebagai komitmen perusahaan Solusi Agroindustri, dan menjawab ketahanan pangan nasional serta peningkatan kesejahteraan petani.
Apakah ada target khusus yang Bapak berikan?
Pastinya kita harus lebih meningkatkan cost efficiency untuk produk subsidi. Sekitar 50 persen produksi PG untuk memenuhi amanah subsidi dari pemerintah. Dengan kita melakukan efisiensi PG menghemat uang negara.
Di sisi lain, kita juga memiliki produk komersil dengan target harus menjadi market leader di sektor agroindustri. Artinya, tidak masalah produk kita sedikit lebih mahal, tapi harus bisa menjadi solusi bagi konsumen. Kita harus bisa men-drive pasar jika produk kita yang terbaik, sehingga konsumen mencari produk non-subsidi PG.
Sedangkan target untuk produk baru, kita harus melakukan customer intimacy agar bisa diterima pasar sebagai sebuah solusi atas masalah yang selama ini mereka alami.
Saat ini holding tengah melakukan sentralisasi sejumlah fungsi strategis. Bagaimana kesiapan perusahaan dan apa yang harus dilakukan Insan PG dalam menghadapi hal tersebut?
Seluruh jajaran PG harus siap menjalankannya. Sentralisasi ini meliputi fungsi teknologi informasi, pengadaan
 Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo
bahan baku, pemasaran, riset maupun fungsi core business lainnya melalui penempatan karyawan PG ke holding Pupuk Indonesia, juga menyiapkan sistem dan infrastruktur untuk mendukungnya.
Saya meyakini sentralisasi ini akan membawa Pupuk Indonesia Grup beroperasi semakin efektif dan efisien, serta mampu meningkatkan positioning, kinerja, dan daya saing korporasi di tengah pasar regional dan global. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan stakeholder atau pelanggan.
Bagi PG, sentralisasi harus diikuti dengan elaborasi dan kolaborasi, yang akan meningkatkan nilai tambah, baik bagi perusahaan, karyawan, dan seluruh stakeholder.
Untuk itu kita harus mengubah pemahaman bahwa kita ini bukan hanya karyawan PG, tetapi karyawan BUMN yang siap mengabdi untuk negara dimanapun kita ditugaskan. Sehingga tidak menganggap anggota holding di bawah Pupuk Indonesia sebagai perusahaan lain. Jika tidak demikian, maka yang menghambat bukanlah sistem, tapi pribadi kita.
Seperti yang pernah saya alami dari karyawan PG kemudian dipidahtugaskan ke Pupuk Iskandar Muda. Saya merasa semangat karena dalam hati saya tanamkan akan banyak hal baru yang bisa saya pelajari di sana, sebaliknya akan banyak pelajaran dari PG yang bisa saya terapkan di sana.
Kita sekarang berada dalam satu sistem besar untuk bersama-sama melakukan transformasi. Kita pasti bisa. LNW
5
       Edisi No. 327, Desember 2020














































































   3   4   5   6   7