Page 30 - PENDIDKAN AGAMA KRISTEN PROSTESTAN KELAS VIII
P. 30

kasih mereka terhadap Sari, mereka meminjam uang dari kantor ayah Sari untuk
                    membelikan telepon yang diinginkan Sari. Sari sangat bangga dengan telepon
                    itu, dan segera membawanya ke sekolah untuk diperlihatkan kepada teman-
                    temannya saat istirahat. Tanpa diduga, telepon itu berpindah dari tangan yang
                    satu ke tangan yang lain, dan tepat ketika ada pada tangan Badu, pak Guru masuk
                    ke kelas. “Diam, anak-anak!” hardik pak Guru. Karena terkejut, Badu mencoba
                    memasukkan telepon itu ke kantong celananya, tetapi Badu lupa bahwa kantong
                    celananya  sudah  berlubang,  sehingga  telepon  itu  meluncur  bebas  ke  lantai.
                    Akibatnya, telepon itu mengalami keretakan di bagian atas. Pak Guru menegur
                    Badu yang nampak tergesa-gesa mengambil telepon dan mengembalikannya ke
                    Sari. Dan ketika pak Guru tahu bahwa telepon itu milik Sari, beliau pun menegur
                    Sari agar tidak memamerkan hal-hal yang membuat teman-temannya jadi
                    penasaran. Tentu saja Sari  sangat sedih karena teleponnya yang baru ternyata kini
                    rusak. Bagaimana ia menjelaskan hal ini kepada orang tuanya?  Sari juga merasa
                    malu  karena ditegur oleh pak Guru di hadapan teman-temannya, padahal selama
                    ini ia sering dipuji oleh para guru sebagai siswa yang rajin dan suka membaca.
                       Sari kini berpikir ulang, mungkin belum saatnya ia memiliki telepon seperti itu,
                    apalagi bila tujuannya hanya untuk dipamerkan kepada teman-temannya.  Cerita
                    Sari ini menunjukkan bahwa apa yang diinginkan manusia belum tentu merupakan
                    hal yang dibutuhkannya. Hal ini bisa terjadi karena manusia memiliki keterbatasan
                    dalam memikirkan konsekuensi atau akibat dari keputusannya terhadap dirinya
                    sendiri dan diri orang lain di sekitarnya. Namun, bila kita menyerahkan kepada
                    Tuhan untuk memenuhi apa yang kita butuhkan, tentu  Tuhan melakukannya
                    dengan tepat.
                       Judul  pelajaran  ini  adalah “memilih  untuk  tidak  berputus  asa.”  Mengertikah
                    kalian bahwa putus asa adalah hal yang harus dihindari? Hidup di dalam kasih
                    Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah adalah hidup yang membawa kita
                    kepada kelimpahan, dan hendaknya ini yang kita pilih, yaitu dengan taat kepada-
                    Nya dan mengasihi-Nya dengan sungguh-sungguh. Bila ini yang kita pilih, tidak
                    ada waktu lagi untuk berputus asa.


                    E.    Menemukan Janji Allah di Mazmur 21 – 30


                       Lengkapi tabel di bawah ini dengan membuat dua jenis catatan.  Pertama,
                    catatlah ayat-ayat mana saja yang mencerminkan keputusasaan si penulis
                    Mazmur  di dalam kotak yang bertanda  .  Kedua, catat juga ayat-ayat mana yang
                    mencerminkan harapan yang dimiliki penulis Mazmur kepada Tuhan di dalam
                    kotak yang bertanda.




                                                     Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti  21
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35