Page 21 - REFLEKSI AKHIR TAHUN SETJEN DPR RI
P. 21
Bagian Kedua | 13
DPR RI 2019-2024 yang terbentuk pasca pelantikan pada Oktober 2019,
mulai bekerja menentukan jumlah komisi, menetapkan Anggota dan
Pimpinan pada setiap Alat Kelengkapan Dewan baik Pimpinan DPR RI,
Pimpinan Komisi maupun Pimpinan Badan.
Setjen DPR RI pun harus sigap merespons segala dinamika yang ada ketika
itu, dengan aktif mengakomodir kebutuhan DPR RI periode 2019-2024 yang
tentu saja berbeda dengan periode sebelumnya.
Pandemi Covid-19 dan ketidakpastian global yang cukup mengguncang
perekonomian dunia, tidak cukup menahan laju kinerja DPR RI bersama
Pemerintah dalam memberikan payung hukum bagi penyelenggaraan
negara yang lebih bermakna. Setjen DPR RI pun berupaya memfasilitasi
dan berinovasi untuk tetap mendukung kinerja legislasi meski di tengah
pandemi.
Terbukti tahun 2020 terdapat 13 UU yang diditetapkan dalam Rapat
Paripurna diantaranya UU untuk mengantisipasi pandemi Covid-19 dan
ancaman perekonomian, UU APBN, UU tentang Pertambangan Mineral dan
Batu Bara, UU pengesahan persetujuan kemitraan atau kerja sama
bilateral, termasuk UU Omnibus Law Cipta Kerja. Dan pada Tahun 2021
terdapat 13 UU yang disahkan diantaranya UU Otonomi Khusus Papua, UU
Pertanggung jawaban APBN, UU tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan, UU Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah, UU tentang Jalan,
dan UU Pengesahan Kemitraan dan Kerja Sama Bilateral. Sementara Tahun
2022 terdapat peningkatan jumlah UU yang disahkan karena terdapat
banyak UU penyesuaian Kabupaten/Kota. Termasuk juga UU tentang Ibu
Kota Negara, UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, serta
Perlindungan Data Pribadi. Sementara di Tahun 2023 terdapat UU yang
merupakan revisi terhadap UU yang telah ditetapkan pada tahun 2020
seperti UU Penetapan Perppu Cipta Kerja dan UU Perubahan IKN.