Page 200 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 200

Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942




                                                   dan masih harus dibayar, sehingga sisa pembayaran luar negeri yang
                                                   sangat sedikit. Dengan demikian, impor barang-barang hasil industri
                                                   merosot tajam dan masih tetap rendah selama depresi, terutama pada
                                                   periode 1931–1935. Hal itu menimbulkan kesulitan ekonomi yang berat
                                                   di seluruh daerah jajahan. Hal itu juga menjadi penyebab bangkrutnya
                                                   banyak perusahaan perkebunan, baik di Jawa maupun di Sumatera
                                                   Timur. Situasi yang makin membaik terjadi pada 1936–1937, meskipun
                                                   hanya membawa sedikit perbaikan pada kurun waktu menjelang Perang
                                                   Dunia II, dan justru menciptakan situasi yang jauh lebih parah bagi
                                                   perekonomian di sektor perkebunan secara keseluruhan di Hindia
                                                   Belanda.
                 Situasi yang makin

                     membaik terjadi
                     pada 1936–1937,               3.6 Perhatian Utama Volksraad Terkait

                    meskipun hanya                 Polemik Pengelolaan Perekonomian
                   membawa sedikit                 Hindia Belanda
                                                         Dalam menyelesaikan beberapa polemik yang terjadi setelah
                      perbaikan pada               krisis tahun 1930-an, para anggota Volksraad di Fraksi Nasional
                          kurun waktu              mulai menaruh perhatian utama untuk memperbaiki perekonomian

                  menjelang Perang                 di Hindia Belanda secara bertahap untuk kepentingan rakyat.
                              Dunia II ...         Perkembangan yang bermula dari muncul di PBI (Persatuan Bangsa
                                                   Indonesia) PBI menjadi tekad Parindra untuk memusatkan perhatian
                                                   juga pada kejadian di luar Indonesia guna mendapatkan inspirasi.
                                                   Hal ini menyebabkan golongan kooperatif, juga terutama Parindra,
                                                   dipandang oleh pers yang lain sebagai organisasi yang memiliki
                                                   sentimen sangat pro kepada Jepang. Mulai dari perjalanan Sutomo ke
                                                   Jepang dan publikasi yang menunjukan antusiasme terhadap negeri
                                                   matahari terbit itu, lalu kemudian diikuti perjalanan yang sama oleh
                                                   Sukarjo dan penetapan ahli bahasa Rade Sujono.  Haluan kooperatif
                                                                                                423
                                                   dilakukan oleh bermacam kelompok nasionalis pada tahun 1930-an dan
                                                   permulaan 1940-an, namun tidak dapat dipandang secara sederhana
                                                   dengan mengatakan bahwa faktor yang menentukannya hanyalah
                                                   keputusan apakah mereka menginginkan kursi di dewan perwakilan
                                                   yang didirikan Belanda.
                                                         Dalam merumuskan suatu konsep tentang haluan kooperatif
                                                   selama periode 1930 dan 1940-an, harus diperhatikan bahwa mereka
                                                   digerakan pada pikiran menarik yang biasa digunakan sebelumnya

                                                   423  Handelingen Volksraad 1934-1935, hlm. 170 175



                                                   197






         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   197                                                               11/18/19   4:50 AM
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205