Page 227 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 227

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                                   “Mereka yang sebelumnya progresif,
                                                             sekarang malah sudah surut menjadi anti-progresif;
                                                             mereka yang sebelumnya Revolusioner, hari ini
                                                             malah berubah kontra revolusioner, mereka yang
                                                             sebelumnya radikal malah menjadi lembek dan
                                                             lemah hati sekarang. Oleh karena itu, saudara-
                                                             saudaraku sebangsa dan setanah air, jangan biarkan
                                                             kebanggaan pada diri hanya ada dalam bentuk
                                                             pengabdian masa lalu saja. Saya muak kepada
                                                             semua penggerutu tua itu! Hal itu membuatku sakit!
                                                             Bahkan jika dulu kalian jendral yang gagah berani
                                                             ada 1945, tetapi hari ini ciptakan kekacauan di front
                      Bahkan ketika                          nasakom seperti sekarang. Jika kalian harus menjadi

                Presiden Soekarno                            musuh dari pilar-pilar utama revolusi seperti hari
                    berpidato pada                           ini, maka kalian sudah menjelma mejadi kekuatan
                                                             reaksioner!” 279
                 perayaan tanggal
                  17 Agustus 1965,                     Konstelasi Politik tercermin dari sikap Presiden Sekarno yang

                   secara langsung                secara tegas dikemukakan terkait usulan angkatan kelima sebagaimana
                          mengkritik              yang  digagas  oleh  PKI,  namun  mendapat  penolakan  dari  pihak
                                                  Angkatan Darat.
                   pucuk pimpinan
                                                                   “Rakyat belakangan ini sudah dibikin panas
                    Angkatan Darat                           saat mendiskusikan ide yang pernah saya ucapkan

               yang mulai bersifat                           tentang angkatan kelima… Saya berterima kasih
                       anti-Manipol                          untuk semua dukungan yang telah diberikan bagi
                                                             ide saya itu. Kita harus selalu mulai dengan fakta.
                                                             Faktanya  adalah  Nekolim  masih  mengarahkan
                                                             pedang dan pistolnya pada kita. Faktanya pertahanan
                                                             Negara memerlukan kerja maksimum kita semua,
                                                             seperti  pasal  30  UUD 1945  kita  ‘setiap  warga
                                                             Negara  berhak  dan  wajib  untuk  ikut  serta dalam
                                                             membela negara’. Setelah mempertimbangkan
                                                             banyak lagi fakta seperti   ini,   saya   mengambil
                                                             keputusan  sebagai  Panglima  Tertinggi Angkatan
                                                             Bersenjata. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
                                                             akan membentuk  sebuah  kekuatan  yang  tidak
                                                             terkalahkan  jika  mereka bersatu dengan rakyat


                                                  279   Rex Mortimer, 2011. Indonesian Communist Under Soekarno, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm.
                                                    494, sebagai yang dikutip oleh Cenne, Op. Cit., hlm., 71.




                                     dpr.go.id   224
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232