Page 235 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 235
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
bagi pemimpin nasional yang ingin menerapkan sosialisme,” begitu
pendapat Presiden Soekarno. 296
Di bawah ini akan saya kutipkan sebagian, namun relatif
lengkap dari pidato Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1961 yang
berjudul “Resopin”, yang memiliki relevansi dengan perilaku elite-elite
kita dewasa ini.
Kutipan:
“Sekarang saudara-saudara mengarti
mengapa kita njeleweng sedjak kita meninggalkan
Undang-Undang Dasar ’45 dan memakai “Undang-
Undang Dasar Sementara”.
Sekarang saudara-saudara mengarti dan
dapat menilai penjelewengan daripada beberapa
anggota Konstituante dahulu, jang ingin merobah
bendera merah-putih ingin merobah lagu
kebangsaan Indonesia Raja, ingin merobah dasar-
dasar Negara.
Sekarang saudara-saudara dapat mengarti
pertumbuhan Revolusi kita dimasa datang,
pertumbuhan Revolusi kita selandjutnja, dan –
bahwa Penghidupan kita selandjutnja ta’dapat
dipisahkan dari sedjarah Perdjuangan Nasional, dus
ta’ dapat dipisahkan dari Amanat Penderitaan Rakjat
jang sedari mulanja tertjermin dalam Perdjoangan
Nasional itu, malahan ta’ dapat dilepaskan dari
sedjarah Indonesia dari zaman jang lebih lampau
daripada Perdjoangan Nasional itu.
Sekarang
saudara-saudara Ja benar, ada kalanja warisan-warisan
dapat mengarti pemikiran dan warisan-warisan sosial dari nenek-
pertumbuhan mojang kita itu tidak sesuai lagi dengan tuntutan
zaman. Tetapi tidak mengapa! Apa jang harus
Revolusi kita kita kesampingkan, kesampingkanlah, dan apa
dimasa datang jang dapat kita perbaiki, robahlah menurut
296 Soekarno, Op. Cit., hlm., 386.
dpr.go.id 232

