Page 78 - FENOMENA RIBA
P. 78

A  :  Ada  seorang  nasabah  yang  perlu  dana  untuk  melunasi  utang

              pembayaran tanah dan bangunan. Dia mendatangi salah satu
              bank berlabel syariah bermaksud meminjam dana yang cukup

              untuk  melunasi  utangnya  sebesar  100  juta  rupiah.  Setelah

              berlangsung  pembicaraan  antara  nasabah  (pihak  pertama)
              dengan bank syariah (pihak kedua) sampailah pada kesepakatan

              bahwa utang tanah dan bangunan tersebut akan dilunasi bank

              kepada  pemiliknya  (pihak  ketiga)  sebesar  100  jt  rupiah.

              Kemudian pihak kedua menjual tanah dan bangunan tersebut
              kepada pihak pertama dengan pembayaran dicicil selama lima

              tahun seharga 150 jt rupiah. Artinya, bank syariah (pihak kedua)

              membeli tanah dari pihak ketiga seharga 100 jt, kemudian dijual

              kepada nasabah (pihak pertama) seharga 150 jt. Ini adalah akad
              jual beli yang sah dan biasa dilakukan para pengusaha. Transaksi

              tersebut  jelas  bersih  dari  sistem  riba  jahiliyah,  dapat  kita

              katakan sebagai transaksi yang tidak melanggar syariat Islam.

          Q : Apakah ada masalah yang diragukan atau perlu diangkat sebagai

              kasus yang perlu diperbaiki?


          A : ya, sekiranya transaksi tersebut dipraktikkan sesuai yang tertulis
              maka  tidak  ada  masalah,  namun  realitanya  tidak  demikian,

              karena pihak kedua tidak pernah bertemu dengan pihak ketiga

              untuk  menyerahkan  sejumlah  uang  sebanyak  100  juta,  akan
                                          73
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83