Page 242 - MANHAJ MEMAHAMI SUNNAH
P. 242
ُنوُكَّي اَّم ُبَّرْقَّأ« :َّلاَّق َّمَّ لَّسَّو ِهْيَّلَّع ُللها ىَّ لَّص ِللها َّلوُسَّر َّ نَّأ َّةَّرْيَّرُه يِبَّأ ْنَّع
) 350 1 / ملسم حيحص( »َّءاَّعُ دلا اوُرِثْكَّأَّف ،ٌدِجاَّس َّوُهَّو ،ِهِ بَّر ْنِم ُدْبَّعْلا
Dari Abu Hurairah berkata, sesungguhnya Rasulullah telah
bersabda: kondisi hambah yang paling dekat kepada Rabnya adalah
ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa. (HR. Muslim)
Dengan dua hadits ini kita mendapat kesempatan yang
sangat istimewa untuk menghadap kepada Allah. Berdoa sesuai
keinginan menyampaikan permohonan kepada-Nya dengan
ﷺ
menggunakan bahasa Rasulullah atau bahasa orang-orang
shaleh.
Seorang hamba meletakan kepala atau wajahnya sederajat
dengan kaki untuk merendahkan diri di hadapan Yang Maha
Tinggi. Posisi kepala di atas badan sering digambarkan sebagai
lambang kemuliaan, pada saat sujud diletakkan pada tempat
yang sederajat dengan kaki. Keduanya diletakkan di lantai atas
dasar kesadaran bahwa setiap jasad manusia dari ujung rambut
sampai telapak kaki diciptakan dari tanah dan pasti mati
kembali menjadi tanah bersatu dengan tanah kecuali amalnya
yang akan hidup kekal abadi. Jika amalnya baik maka yang kekal
kebaikannya, dan jika amalnya buruk maka yang akan kekal
adalah keburukannya. Pada saat itulah hamba menyadari
pentingnya menyampaikan permohonan kepada Allah Yang
235

