Page 4 - KECERDASAN MANUSIA
P. 4
KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL QUOTIENT)
Spiritual Quotien adalah kepanjangan dari SQ dan dipahami dengan
kecerdasan manusia yang paling tinggi, karena berkaitan dengan
hubungan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sitasi SQ
mempunyai pokok-pokok yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Kondisi manusia yang berusaha mendalami adanya Tuhan
sebagai pencipta seluruh alam jagad raya beserta isinya
b. Kemampuan dalam memahami hakikat diri secara utuh
c. Perjuangan seorang manusia dalam memahami hakikat yang
terjadi dalam realita
d. Kemampuan memaknai seluruh pengalaman hidup yang dijalani
e. Kemampuan dalam menilai mana yang baik dan tidak
f. Segala usaha untuk memaknai pekerjaan dan status prinadi
yang membuat orang lain dihargai.
Al-Quran dan Kaitannya Dengan Kecerdasan Manusia
Kecerdasan tak dapat dipisahkan dari pembahasan tentang ta'qilun (akal) yang
berasal dari bahasa Arab. Karena ciri-ciri manusia yang cerdas akan senantiasa
menggunakan akalnya untuk terus yatadzakkurun (berdzikir), yatafakkurun (berfikir),
dan yatafaqahun (memahami) dalam upaya mencapai kebenaran dan kebaikan.
Tambahan pula, orang yang cerdas akan senantiasa berfikir dan merenungkan
kehidupannya yang terus yatadabbarun (bergulir). Manusia akan memperoleh
(yatafaqqahun) serta selalu memahami setiap ilmu yang akan diperolehnya dan
mengoptimalkan potensi-potensi yang sifatnya duniawi, sebab orang yang cerdas akan
senantiasa mengingat Tuhan-nya dan selalu berdoa (yatadzakkarun) (Isnaini & Iskandar,
2021).
Dalam Lisan al-Arab, dijelaskan bahwa al-'aql memiliki makna al-bijr yang
mengandung arti menahan dan mengendalikan hawa nafsu. Selanjutnya, dijelaskan pula
bahwa al-'aql membawa konsep kebijaksanaan (al-nuba), yang merupakan lawan dari
kelemahan berpikir (albumq). Selain itu, dalam Lisan al-Arab juga disebutkan bahwa al-
'aql dapat merujuk kepada qalbu (al-qalb), yang berarti memahami (A. W. Munawwir,
1997) (Arzi Shafaunnida dan Abdul Muhid, 2022). Dalam konteks kata al-Áql, terkait
sebagaimana firman-Nya : Demikian itulah perumpamaan-perumpamaan yang Kami
berikan kepada manusia, tetapi tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang
alim (berpengetahuan). (Q.S: al-`Ankabut : 43). Kemudian juga terkait dalam ayat al-
Quran yaitu “ Seandainya kami mendengar dan memikirkan peringatan itu, maka pasti
kami tidak termasuk penghuni neraka.” (Q. S: al-Mulk: 10).