Page 3 - Literasi Informasi
P. 3
1776 Peran Perpustakaan Daerah dalam Membangun Budaya Literasi Masyarakat – Muhammad Miftahur
Rizki, Hikmatu Ruwaida
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2282
Dalam budaya literasi, secara umum membutuhkan keterampilan membaca dan mendengarkan. Membaca
adalah tentang memahami teks tertulis, artinya kemampuan masyarakat untuk memahami pesan penulis yang
dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan masyarakat tentang topik yang diberikan dalam buku, oleh karena
itu membaca bukanlah sekedar membaca. Dibandingkan dengan membaca, mendengarkan juga penting.
Keterampilan yang berkembang lebih cepat daripada berbicara, yang sering mempengaruhi perkembangan
kemampuan membaca dan menulis dalam mempelajari bahasa baru. Makna lain mendengarkan diartikan
sebagai "keterampilan reseptif" di mana orang mendapatkan ide sesuai dengan apa yang mereka dengar,
sehingga mendengarkan merupakan suatu keterampilan dasar seseorang untuk mempelajari ilmu pengetahuan
yang baru (Magfirah, 2018:107).
Ada beberapa cara untuk mengembangkan minat literasi masyarakat salah satunya adalah dengan adanya
perpustakaan daerah. Perpustakaan daerah memiliki peran penting dalam mengembangkan minat literasi
masyarakat. Perpustakaan daerah menyediakan informasi dan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat,
sebagai sarana pengetahuan dan informasi. Perpustakaan daerah bertujuan agar terus dapat mengembangkan
literasi pengetahuan dan informasi kepada masyarakat. Dengan adanya perpustakaan daerah, masyarakat
dengan senang hati dapat berpartisipasi untuk memaksimalkan sarana ini untuk menambah wawasan mereka
(Wicaksono, 2016:5).
Pengelolaan perpustakaan daerah dapat memberikan pengaruh terhadap masyarakat yang berkunjung.
Pengelolaan perpustakaan yang baik memberikan dampak baik juga terhadap suasana masyarakat yang
berkunjung. Semua pengunjung mendapatkan kesempatan untuk membaca buku yang mereka minati. Tindakan
membaca disebut membaca estetika yang mana ketika perhatian utama pembaca adalah apa terjadi selama
membaca. Selama membaca estetika, fokus pembaca perhatian mungkin tertuju pada pikiran, perasaan, dan
sensasi yang dialaminya pada saat itu, sehingga konsentrasi pengunjung lebih terjaga (Musthafa, 2013:24).
Perpustakaan sebagai sumber ilmu harus dapat memenuhi kebutuhan pengunjung. Seleksi bahan pustaka sangat
diperlukan dalam hal ini. Pustakawan akan memenuhi kebutuhan pengunjung dengan menyediakan berbagai
macam koleksi buku berdasarkan kebutuhan pengunjung perpustakaan (A. P. Pratiwi, 2018:33).
Namun seringkali pengelolaan perpustakaan daerah terabaikan, mulai dari pemilihan ruangan gedung
perpustakaan yang tidak diprioritaskan, mungkin ruangan tersebut dulunya adalah tempat yang sudah lama tidak
terpakai sehingga sudah tidak layak untuk dijadikan ruangan perpustakaan. Selain itu, penataan ruangan yang
terabaikan mengakibatkan minat masyarakat berkurang untuk berkunjung. Penataan disini seperti posisi rak
buku dan buku yang tidak teratur, tata pencahayaan dan dekorasi yang membuat masyarakat tidak tertarik untuk
datang dan berlama-lama membaca diperpustakaan. Kelengkapan buku diperpustakaan juga merupakan hal
yang perlu diperhatikan dalam sebuah perpustakaan agar buku yang dicari oleh masyarakat tersedia
(Tahmidaten & Krismanto, 2020:28).
Oleh karena itu, pengelolaan perpustakaan daerah sangat berpengaruh dalam meningkatkan minat budaya
literasi masyarakat. Jika pengelelolaan perpustakaan daerah baik, maka minat literasi mayarakat pun akan
meningkat. Namun jika pengelolaan perpustakaan daerah kurang diperhatikan, maka minat literasi masyarakat
pun akan menurun. Dari paparan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran
perpustakaan daerah dalam membangun budaya literasi masyarakat kabupaten Hulu Sungai Utara agar tidak
tertinggal dari perkembangan zaman yang semakin perkembang pesat dan dapat bersaing dalam literasi dunia
(Ananda, 2017:23).
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian narrative research. Jenis penelitian
narrative research sendiri merupakan penelitian yang digali atau didapatkan suatu informasi dengan meminta
infroman untuk menceritakan pengalaman atau kejadian yang berkenaan dengan topik penelitian, sehingga
fokus utama jenis penelitian narrative research ini berupa data yang dinarasikan (Sarosa, 2021:11).
Jurnal Basicedu Vol 6 No 2 Tahun 2022
p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147