Page 63 - komik digital sasak
P. 63
BIOGRAFI
Moh. Irawan Zain, lahir di Surabaya, tanggal 4
November 1963. Pendidikan formal yang di tempuh
adalah SD, SMP, dan SMA. Sarjana S1 1995, dan
Magister Manajemen Pendidikan di UNESA 2004.
Pendidikan Doktor sedang dalam proses penyelesaian di
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,
Singaraja.
Buku komik digital berbasis cerita rakyat Sasak ini dapat diselesaikan berkat
bimbingan Promotor, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd.;
Co-Promotor I, Prof. Dr. I Nyoman Dantes; dan
Co-Promotor II, Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A.
Sekilas cerita Cupak-Gerantang:
Komik digital berbasis cerita rakyat Sasak, adalak komik yang berjudul ‘Cupak &
Gerantang’. Pada bagian awal cerita (seri-I) berkisah tentang petualangan ’Cupak-
Gerantang’. Pada awal cerita diceritakan bahwa di suatu desa tinggal seorang ibu
dengan dua orang anaknya. Anak pertama bernama Cupak, berwatak jahat dan anak
kedua bernama Gerantang, berwatak baik hati. Pada suatu hari, ibu Cupak-Gerantang
meninggal dunia karena sakit. Setelah prosesi pemakaman ibunya selesai, mereka
melakukan petualangan untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Di tengah
perjalanan, mereka menemukan beberapa masalah, seperti kemalasan Cupak membawa
bekal, mengungkapkan berbagai alasan untuk tidak melanjutkan perjalanan atau ingin
kembali lagi, dan kurang sopan pada ibu pedagang. Pada seri-II diceritakan tentang
keinginan Tuan Putri Dewi Puspasari untuk melihat pemandangan di luar istana karena
terinspirasi dari buku tentang lingkungan alam yang dibacanya. Tuan Putri memohon izin
kepada ayahandanya. Datu Daha menyetujui dengan syarat ‘sudah di dalam istana’
sebelum matahari terbenam. Kekaguman Tuan Putri terhadap keindahan pemandangan
di luar istana menyebabkannya lupa dengan janjinya. Raksasa mengintip dari kejauhan,
begitu Tuan Putri lengah, kesempatan tersebut digunakan untuk menculik Tuan Putri.
Segala cara dilakukan oleh Datu Daha untuk membebaskan Tuan Putri, salah satunya
adalah sayembara. Cupak-Gerantang mengikuti sayembara. Cupak dengan lantang
berbicara di kerumunan banyak orang bahwa dia akan membunuh raksasa itu karena
memiliki tangan ‘bertulang besi’. Begitu mendengar suara auman raksasa, Cupak
berlindung di dekat Gerantang dengan wajah ketakutan. Gerantang mampu membunuh
raksasa itu, hanya saja Gerantang dikhianati oleh Cupak. Cupak pura-pura menjadi
pahlawan di depan Datu Daha, Cupak menceritakan bahwa dialah yang membunuh
raksasa itu. Sebelum acara pelantikan, Tuan Putri meminta dua orang pengawalnya
untuk menyelamatkan Gerantang. Pada saat proses pelantikan Cupak menjadi Datu Daha
yang baru, muncul Gerantang lalu menceritakan kejadian sebenarnya, dan dibenarkan
oleh Tuan Putri. Betapa murkanya Datu Daha kepada Cupak, Cupak akan dihukum sesuai
dengan perbuatannya. Gerantang lalu memohon kepada Datu Daha untuk memaafkan
Cupak. Datu Daha menyetujui permohonan Gerantang. Cupak menyesali perbuatannya,
Cupak memohon ampun kepada Datu Daha dan berjanji tidak mengulanginya kembali. Irz