Page 46 - MAJALAH 102
P. 46

PROFIL




                 da  romantika  masa  kecil  dan  masa  muda  ditugaskan di daerah terpencil yang banyak wabah
                 yang menarik dari perjalanan hidup Siswono.  penyakit. Ibundanya adalah seorang guru bersahaja
           ASelalu ada kearifan yang bisa dipetik. Dan ada  yang banyak mengajarkan kearifan. Ibundanya asli
          keteguhan yang bisa diteladani. Kini, ia sangat sibuk  Yogyakarta yang besar di Surabaya. Begitu pula ayahnya
          dengan aktivitasnya sebagai wakil rakyat. Ditambah lagi,  asli Madiun, besar di Surabaya.
          Siswono juga menjadi Wakil Ketua Badan Kehormatan
          DPR RI. Ia figur yang mudah akrab dengan siapa pun,   Saat tinggal di Long Iram, rumahnya persis di bibir
          dekat dengan masyarakat, dan penuh pengabdian.    sungai. Siswono kecil sering dimandikan ibunya di
                                                            sungai, di belakang rumahnya. Caranya unik. Siswono
           Hidup Berpindah-pindah                           kecil diikat tubuhnya dengan seutas tali, lalu diturunkan
                                                            secara perlahan ke sungai yang permukaannya lebih
           Long Iram 1943. Daerah terpencil di pedalaman  rendah daripada teras belakang rumahnya. Jadi, seperti
          Kutai Barat, Kalimantan Timur. Sungai menjadi pusat  menimba  air.  Bersama  sahabat-sahabat  kecilnya,
          transportasi, bahkan sumber nafkah bagi penduduknya  Siswono sangat suka bermain di sungai Mahakam.
          yang mayoritas peladang,  nelayan sungai, dan petani.  Anak-anak kecil di sana sudah pandai berenang.
          Pada waktu itu, tak ada kendaran bermotor di sana.
          Hanya ada perahu. Adalah sungai Mahakam, sungai     Tak lama, ayahnya pindah tugas ke Tenggarong, Kutai
          terbesar di Kaltim yang menjadi sumber penghidupan  Kartanegara, Kaltim. Siswono pun diboyong ke daerah
          masyarakat setempat. Tepat di tepi sungai Mahakam  hilir Mahakam itu. Suasananya masih dalam masa
          itulah tinggal keluarga bersahaja di rumah yang juga  perjuangan membebaskan Republik dari penjajahan.
          sederhana. Sepasang insan di dalam rumah itu sedang  Radio-radio  gelap  sering  terdengar  menyuarakan
          mengabdikan hidupnya untuk masyarakat Long Iram.   Indonesia merdeka. Karena ayahnya dokter PNS, ia
                                                            dipindah lagi ke Kota Palu, Sulawesi Tengah. Di kota
           Adalah Suwondo dan Istria, sepasang insan yang  inilah Siswono kecil mulai masuk TK, tahun 1948. Saat
          hidupnya penuh pengabdian itu. Keduanya sedang  di Palu, ayahnya punya seekor kuda yang diberi nama
          berbahagia, karena segera dikarunia anak ketiga. Hari  “Merapi”. Siswono kecil sangat menyayangi Merapi.
          itu, kalender yang tergantung di dinding menunjukkan
          4 Juli 1943. Bayi mungil ini ternyata berjenis kelamin   Tiap  hari  Siswono  memberinya  madu  dan  telur.
          laki-laki. Tahmid dan takbir tiada henti terucap, sebagai  Berlatih menunggang kuda sangat menyenangkan.
          ungkapan  rasa  syukur.  Kehadiran  jagoan  kecil  ini  “Kuda  itu  begitu  senang  kalau  saya  datang.  Dia
          melengkapi kehadiran dua kakaknya yang perempuan.   menyediakan dirinya untuk saya tunggangi, karena
                                                            dia tahu saya datang dengan membawa makanan
           Sang bayi diberi nama Siswono Yudo Husodo. Yudo  yang sangat lezat,” kenang Siswono. Akhirnya, Merapi
          artinya perang. Husodo artinya penyembuhan. Dengan  terlihat kegemukan karena asupan madu dan telur
          nama  itu  orangtuanya  ingin  perang  di  Asia  yang  berlebih. Ikatan emosional antara Merapi dan Siswono
          telah menyengsarakan rakyat banyak dapat segera  kecil begitu eratnya. Yang menyedihkan, saat ada lomba
          berakhir. Setelah Siswono, masih ada 7 adiknya yang  pacu kuda, Merapi tercecer lari paling belakang.
          lahir kemudian. Jadi, Siswono adalah anak ke-3 dari
          10 bersaudara. Ayah Siswono adalah dokter yang      “Saya ingat, saya menangis. Kuda saya lari yang
                                                            paling belakang, karena kegemukan.” Begitulah sedikit
                                                            kenangan masa kecil di Palu. Memasuki tahun 1949,
                                                            hijrah ke Kendal, Jawa Tengah. Di sinilah Siswono
                                                            kecil  mulai  masuk  SDN  1  Kendal.  Soal  prestasi  di
                                                            sekolahnya, Siswono termasuk siswa yang berprestasi.
                                                            Sebelum  masuk  sekolah  formal,  ibundanya  sudah
                                                            mengajarkan banyak pengetahuan saat masih tinggal
                                                            di Kalimantan dulu. Jadi, ketika masuk sekolah formal,
                                                            bekal pengetahuan yang diberikan ibunya sudah sangat
                                                            tinggi, melebihi apa yang diajarkan di sekolahnya.

                                                               Pelajaran sejarah dan matematika sangat disukainya.
                                                                   Nilai matematikanya selalu tinggi. Saat tinggal
                                                                        Di Kendal, rumahnya berdekatan dengan
                                                                            sebuah pesantren milik Kiai Erfan.
                                                                              Sang  kiai  adalah  pasien  tetap
                                                                                 ayahnya. Setiap kali Kiai Erfan
                                                                                    mengajar,  Siswono  kerap
                                                                                              didudukkan  di
                                                                                                        dekat


          46 PARLEMENTARIA  EDISI 102 TH. XLIII, 2013
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51