Page 9 - MAJALAH 101
P. 9

fundamen  bahwa  kedua  sisi  itu   Kemaslahatan  rak yat  yang  Aceh  sebagai  pusat  ilmu  dan
                                                   j
            saling  bergandengan  dengan  men adi  kewajiban  pemerintah  peradaban  Islam,  menjaga  dan
            selaras dan tidak bisa dipisahkan  berwujud perlindungan atas hak­  menegakkan  ajaran  Islam  yang
            satu sama lain. Pemikiran tentang  hak dasar rakyat yang terakumulasi  moderat dalam kerangka Negara
            pemisahan Islam dan politik yang  dalam lima hak, yaitu: perlindungan  Kesatuan Republik Indonesia. Upaya
            berkembang  sebagai  pemikiran  agama (hifdhud-din), perlindungan  ini tentu saja tidak mudah, sebab
            “Islam politik”, yang ujung­ujungnya  jiwa (hifdhun-nafs), perlindungan  cakupannya sangat luas, antara lain:
            tetap  saja  menggunakan  Islam  akal  (hifdhul-aql),  perlindungan  pertama, mengatur peri­kehidupan
            sebagai  simbol  gerakan  politik,  kekayaan  (hifdhul-mal),  dan  politik, ekonomi, sosial dan budaya
            sesungguhnya  berkembang  dari  perlindungan reproduksi (hifdhun-   masyarakat, kedua, menciptakan
            paham “sekularisme” yang muncul  nasl). Perlindungan terhadap lima  tata kelola pemerintahan yang baik,
            sejak  era  Revolusi  Prancis.  Sejak  hak inilah yang menjadi tanggung­  bersih dan berwibawa, dan ketiga,
            Revolusi Perancis, agama Kristen  jawab terhadap berdirinya sebu ah  menciptakan sumber daya manusia
            relatif  telah  selesai  membahas  pemerintahan (khususnya pemerin­  yang  unggul  dan  berkualitas.
            hubungan gereja dan negara, yaitu  tahan Islam) dengan mengelaborasi  Sementara,  kita  mendapatkan
            bahwa gereja harus terpisah dari  konsep dan metode implementasi  problem­problem utama yang harus
            negara.  Namun  demikian,  Islam  hukum­hukum Islam. Sementara  diselesaikan, seperti kemiskinan,
            masih tetap pada “penyatuan Islam  itu, rakyat atau ummat, mempunyai  kebodohan,  pengangguran,
            dan  politik”  sejak  zaman  Nabi  kewajiban patuh dan taat kepada  kerawanan sosial, keamanan, aparat
            hingga  kini,  bahkan  “pemisahan  pemerintah,  selama  pemerintah  birokrasi, dan lain­lain.
            Islam dan Politik” kemudian menjadi  pemegang  kekuasaan  tetap
                                                       menjalankan  amanat        Mewujudkan Aceh sebagai pusat
                                                       dan  berbuat  keadilan,  ilmu dan peradaban Islam, menjaga
                                                       sebagaimana disebutkan  dan menegakkan ajaran Islam mo­
                                                       pada QS. An­Nisa ayat 58.  derat  yang  tidak  mudah,  tentu
                                                                                memerlukan  strategi  yang  baik.
                                                        D ua    k e w a j i b a n  Strategi tersebut harus mencakup
                                                                         j
                                                       inilah,  (yaitu  ke wa iban  banyak  hal,  misalnya  strategi
                                                       pemerintah  terhadap  struktural (regulasi) maupun strategi
                                                       rakyat  dan  kewajiban  sosio­kultural.
                                                       r a k y a t   t e r h a d a p
                                                       pemerintah), yang harus    Keberlakuan  hukum  Islam  di
                                                       d i p e n u h i   s e h i n g g a  Indonesia secara yuridis formal telah
                                                       tercipta  ruang  siyasah  mendapat tempat dalam UUD NRI
                                                       islamiyah bagi terciptanya  Tahun 1945, khususnya Pasal 29. Di
                                                       peradaban ummat. Tata­   Aceh, setelah mengalami beberapa
                                                       kelola pemerintahan harus  pemberlakuan UU, saat ini berlaku
                                                       bertumpu pada kesetaraan  UU otonomi khusus bagi Aceh. Pasca
                                                       dan  harmonisasi  antara  Reformasi, Pemerintah Indonesia
                                                       ulama ’,  umara ’  dan  mengeluarkan  UU  No.  44  Tahun
                                                       rakyat  secara  sinergis,  1999  tentang  Penyelenggaraan
            tantangan besar bagi ummat Islam  yang masing­masing mempunyai  Keistimewaan  Provinsi  Daerah
            dalam menjalankan keislamannya  ke w a j i b a n   d a n   h a k   d a l a m  Istimewa Aceh, kemudian UU No.
            secara kaffah.                    menjalankan  tugas  pokok  dan  18  Tahun  2001  yang  mengatur
                                              fungsinya, sesuai dengan prinsip  penyelenggaraan otonomi khusus
              Menurut  para  ulama  muslim,  menjaga tradisi lama yang baik dan  bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh
            yang  menjadi  tumpuan  dalam  menyempurnakan  dengan  yang  sebagai  Provinsi  Nangroe  Aceh
            siyasah  islamiyah,  setidaknya  baru yang lebih baik.              Darussalam. Selanjutnya, UU No.
            adalah  pertama,  untuk  menjaga                                    18 Tahun 2001 dinyatakan tidak
            agama dan mengatur kehidupan        Inilah inti dari politik Islam yang  berlaku oleh UU No. 11 Tahun 2006
            dunia (harasatud din wa siyasatud  bertujuan  untuk  kemaslahatan  tentang Pemerintahan Aceh.
            dunya) dalam satu tarikan nafas.  kehidupan ummat, baik di dunia
            Kedua,  pendekatan  kebijakan  maupun di akhirat.                     Salah satu aspek yang menjadi
            yang  bertumpu  pada  prinsip                                       bagian  dari  kerangka  otonomi
            yaitu kebijakan pemerintah atas     Kebijakan Lokal                 khusus di Aceh adalah pemberlakuan
            rak yatnya  didasarkan  pada                                        syari’at  Islam  dalam  kehidupan
            kemaslahatan rakyat (tashorruful    Tidak dapat dipungkiri, masyarakat  sehari­hari sesuai dengan tradisi
            imam ‘alar ra’iyah manuthun bil  Aceh menginginkan berbagai upaya  dan norma yang hidup masyarakat
            mashlahah).                       untuk  mengembalikan  kejayaan  Aceh. Namun dalam bidang hukum


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 101 TH. XLIII, 2013  9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14