Page 46 - MAJALAH 103
P. 46

LEGISLASI




          DPR sampai dengan sebelum tahap    Dan  prakteknya  sendiri  sudah
          persetujuan. ’’DPD juga ikut serta  berjalan, seperti di Komisi II DPR

          dalam penyusunan prolegnas,’’ jelas  ketika    membahas  UU  Otonomi
          Akil.                            Daerah dan terutama UU yang lain­
                                           lain di Komisi V yaitu UU Perkapalan
           Secara terpisah, Ketua DPD Irman  dan Pelabuhan, DPD kita undang
          Gusman  menyambut  gembira  dan  memberikan  masukan  dan
          putusan  MK  yang  menambah  sudah  ikut  membahas.  Apalagi
          taji  DPD.  Menurut  dia,  putusan  apabila dalam satu UU itu sudah
          MK itu telah menorehkan sejarah  ada  pendapat  mini  akhir,  DPD
          baru dalam sistem keparlemenan  sudah  menyampaikan  pendapat
          Indonesia. Saat ini, hanya  ketok  bahkan sudah masuk seolah­seolah
          palu  terhadap  UU  yang  belum  mengambil keputusan.
          dimiliki DPD.
                                             “Kalau paripurna itu sebenarnya
           Dia menjelaskan, jika sebelumnya  mengambil  keputusan  secara  UUD  untuk  mengawal  terhadap
          RUU  yang  diajukan  DPD  kepada  komprehensif, jadi apalagi yang mau  UU, yang menjadi  persoalannya
          DPR masuk ke badan legislasi dan  dituntut, DPD  hadir memberikan  adalah bagaimana menjaga  tingkat
          berganti baju menjadi milik DPR, kini  keputusan  didalam  paripurna  subyektivitas daripada para hakim
          karena DPD ikut pembahasan hingga  ini sudah jauh menyimpang dari  MK itu sendiri.
          tahap akhir, RUU yang diajukan DPD  semangat UUD 1945,” jelas politisi
          tersebut tetap menjadi RUU milik  Partai Golkar ini.                 Dijelaskan  Bukhori,  dulu  pada
          DPD.                                                               saat  merumuskan satu perubahan
                                             Azhar mengingatkan kehadiran  terhadap UU MK,  pada waktu itu ada
           Anggota  Badan  Legislasi  DPR  lembaga  DPD  historinya  adalah  beberapa fraksi  mengusulkan  perlu
          RI  (Baleg),  Azhar  Romli,  menilai  dalam rangka mewakili kelompok  adanya satu kewenangan yang jelas
          bahwa  DPD  sudah  berlebihan  dan golongan yang dulu ada pada  dari MK. Pada saat itu, DPR ingin

          menterjemahkan Keputusan MK.     MPR, dimana diambil dari tiap daerah  memposisikannya, karena hakim
                                           sama. Tidak bisa DPD disamakan  konstitusi  yang berjumlah sembilan
           “Kami mendapat surat dari DPD  dengan DPR.                        orang itu  baik secara kelembagaan
          yang  isinya  menterjemahkan                                       maupun secara kuantifikasi tentunya
          tentang posisinya setelah Keputusan   Seharusnya  DPD  lebih  kepada  tidak akan sama.
          MK. Boleh kita katakan disini bahwa  persoalan daerah yang diwakilinya,
          DPD  sudah  terlalu  berlebihan,  tapi ini sudah lebih jauh kalau kita   “Ternyata tingkat subyektivitas para
          sudah jauh melangkah,” kata Azhar  mau berdebat hal ini.           hakim itu tidak mampu dirumuskan.
          Romli saat Rapat Pleno Baleg yang                                  Waktu itu kita coba rumuskan dalam
          membahas Tindak Lanjut Keputusan   Isi surat DPD, antara lain pem­  bentuk  putusan­putusan  yang
          MK, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu  bahasan  suatu  RUU  dibahas  terbatas, artinya hakim tidak boleh
          (11/6)                           secara  Triparti  dimana  seolah­  melampaui terhadap permintaan
                                           olah  keterwakilan  DPR  itu  harus  apa yang dilakukan pemohon dalam
           Azhar mengingatkan bahwa yang  mewakili  lembaganya  bukan  konteks yudicial review tetapi itupun
          menjadi landasan kita adalah UUD  melalui kepanjangan tangan alat  akhirnya kemudian dibatalkan oleh
          1945, dimana disebutkan  bahwa  kelengkapan dewan.                 MK itu sendiri”, jelas Bukhori.
          UU  itu  dibentuk  oleh  DPR  dan
          dibahas bersama pemerintah, serta     Kemudian,  DPD  ikuti  dalam   Sehingga,  kata  Bukhori,  yang
          mendapat persetujuan bersama, itu  pengambilan keputusan di Rapat  terjadi saat ini adalah  salah satu
          kalimat hierarkinya.             Paripurna  DPR  RI,  serta  DPD  akibatnya.    Bukhori  ingat  betul
                                           dapat menganulir UU yang sudah  bagaimana    Hakim  MK,  Hamdan
           Sementara  kita  melihat  Keputus­  diputuskan  DPR  menyangkut  Zoelva memberikan penjelasan pada
          an MK tentang masalah ini, bahwa  wewenang  DPD  jika  DPD  tidak  saat rapat konsultasi dengan MK

          intinya adalah  DPD itu boleh ikut  dilibatkan dalam pembahasannya.   beberapa hari lalu.  Dimana Hamdan
          membahas tapi tidak menyetujui.                                    membuka  sedikit  tabir,  dimana
                                             MK Melanggar Konstitusi         menurut Bukhori MK menggunakan
           Dijelaskan Azhar Romli, bahwa                                     logika  yang  dipakainya    adalah
          pada  saat  pembahasan  UU  MD3    Sementara  Anggota  Baleg  meng­equalkan atau menyamakan

          dulu,  permintaan  DPD  sudah  dari  F­PKS,  Bukhori  menyatakan  antara DPR dengan DPD.
          direspon DPR, yaitu DPD boleh ikut  MK    dalam  perspektif    sedikit
          mengajukan suatu RUU.            keblabasan. Bukhori menjelaskan,    Padahal kita semua tahu bahwa
                                           meskipun MK itu diamanati oleh  lembaga  MK  mestinya  adalah


          46 PARLEMENTARIA  EDISI 103 TH. XLIII, 2013
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51